Aktivis Madura Korban Bentrok Petugas Mulai Membaik
Sabtu, 7 Desember 2013 17:16 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Sebanyak 13 aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Madura yang menjadi korban bentrok dengan petugas saat karena berunjuk rasa saat kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, kini mulai membaik.
Juru bicara PMII Madura Moh Elman dalam keterangan persnya di Pamekasan, Sabtu sore mengatakan, dari sebanyak 13 orang aktivis yang menjadi korban bentrok itu, 10 diantara telah dinyatakan sehat, sedangkan tiga orang lainnya masih belum pulih.
"Belum pulih dalam artian badannya masih terasa sakit akibat terkena pentungan petugas," kata Elman menjelaskan.
Ke-13 orang aktivis PMII Madura ini menjadi korban bentrok dengan aparat saat berunjuk rasa bersamaan dengan kedatangan Presiden RI ke Pulau Madura.
Aksi mahasiswa itu digelar di empat kabupaten secara bergantian, yakni di Kabupaten Sampang, Pamekasan, Sumenep dan Kabupaten Bangkalan.
Dari empat kabupaten itu, korban bentrok terparah terjadi di Kabupaten Sampang, yakni sebanyak 12 orang mahasiswa luka-luka, sehingga mereka terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan puluhan mahasiswa lainnya ditangkap. Sedangkan seorang lagi, aktivis PMII Bangkalan.
Elman menjelaskan, biaya perawatan medis aktivis korban bentrok itu, atas biaya sendiri, dan tidak ditanggung petugas.
"Ada yang menjual handphone, bahkan ada teman-teman yang terpaksa menggadaikan sepeda motornya," tutur Elman.
Bentrok aktivis dengan petugas pengamanan Presiden RI terjadi di dua kabupaten, yakni Kabupaten Sampang dan Kabupaten Bangkalan, sedang di Sumenep dan Pamekasan relatif lancar.
"Di Sampang, kami bentrok dengan petugas karena ada penyusup yang masuk ke dalam barisan mahasiswa dan orang itu yang melempari petugas keamanan hingga akhirnya para petugas itu reaktif dan bertindak kasar," katanya menjelaskan.
Sementara, jumlah mahasiswa yang sempat diamankan petugas karena berunjuk rasa saat kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Madura sejak tanggal 4 hingga 6 Desember 2013, sebanyak 23 orang.
Akan tetapi menurut Elman, semua mahasiswa yang sempat diamankan petugas itu, kini telah dilepas.
"Kalau di Pamekasan alhamdulillah, tidak ada bentrok, karena jauh hari sebelumnya kami telah mengumpulkan mahasiswa, dan meminta mereka agar tidak melakukan aksi anarkis," kata Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman.
Kendatipun mahasiswa tetap berunjuk rasa, terang Kapolres, petugas masih bisa menahan diri, dan mahasiswa tidak mau memaksakan kehendaknya dan mereka mau dibubarkan saat presiden tiba di Pamekasan. (*)