ILO-YKH Luncurkan Video Disabilitas Surabaya
Sabtu, 7 Desember 2013 14:51 WIB
Surabaya (AntaraJatim) - Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) bekerja sama dengan Yayasan Kampung Halaman (YKH) meluncurkan "video diary" penyandang disabilitas.
"Video diary yang diluncurkan di Tunjungan XXI (lt 5) Tunjungan Plasa Surabaya pada 9 Desember 2013 itu berkisah tentang akses atas pekerjaan dan fasilitas umum," kata Wakil Direktur ILO di Indonesia, Michiko Miyamoto, di Surabaya, Sabtu.
Didampingi Ketua YKH Dian Herdiany, ia menjelaskan peluncuran video partisipatori itu merupakan bagian dari kampanye bertajuk "SAMA: Ruang, Peluang dan Perlakuan untuk Penyandang Disabilitas" untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional.
"Awalnya, video-video itu diproduksi sendiri oleh para penyandang disabilitas di Jakarta dengan menampilkan dua hak penting penyandang disabilitas, yakni hak atas pekerjaan dan fasilitas umum yang layak," katanya.
Dengan menggunakan kata-kata dan pilihan gambar mereka sendiri, video-video itu merekam keseharian, perjuangan, perjalanan dan harapan para penyandang disabilitas. "Video-video ini terdiri dari dua video dengan durasi keseluruhan 30 menit," katanya.
ILO percaya bahwa video parsitipatori ini akan lebih meningkatkan kesadaran tentang disabilitas dan rasa prioritas masyarakat, khususnya di antara para pembuat kebijakan.
"ILO meyakini kesadaran semacam itu akan membantu memerangi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas serta perlindungan hak mereka atas pekerjaan dan fasilitas umum yang layak untuk mewujudkan partisipasi penuh dan sejajar dalam segala bentuk kegiatan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Ketua YKH, Dian Herdiany, menjelaskan pembuatan video partisipatori ini melibatkan 19 penyandang disabilitas penglihatan, pendengaran dan fisik. Mereka terlibat dalam proses pelatihan dan pendampingan selama satu bulan pada bulan Oktober.
"Selama masa pelatihan dan pendampingan, para pekerja anak secara mandiri mengidentifikasi pengalaman, kesulitan, harapan dan aspirasi mereka dengan menggunakan metode video diary," katanya.
Metode "video diary" itu merupakan metode yang dapat membantu peserta mengenali pengalaman hidupnya selama ini untuk kemudian disikapi secara bebas dan diolah menjadi alat advokasi personal maupun kelompok.
"Kami harapkan video ini dapat membantu menghapuskan segala bentuk hambatan yang dihadapi penyandang disabilitas, dari sikap, fisik, ekonomi dan budaya, dan akan membantu masyarakat luas belajar mendengarkan dan memahami suara dan cara pandang penyandang disabilitas tentang pekerjaan dan kehidupan mereka selama ini," katanya.
Ia mengatakan keunikan video ini terletak pada peserta dari berbagai bentuk disabilitas yang berbeda harus saling bekerja sama, tentu melalui bimbingan para mentor yang memberi arahan mereka selama kurang lebih satu bulan.
Hal itu dibenarkan para penyandang disabilitas. "Ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan saya berharap video-video ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para pembuat keputusan, tentang disabiltias," kata Yudhi Hermawan, disabilitas penglihatan.
Sementara Laura Wijaya, peserta dengan disabilitas pendengaran, menegaskan pentingnya pengakuan atas bahasa isyarat. "Melalui video-video ini, saya berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya bahasa isyarat bagi orang dengan disabilitas pendengaran," katanya.
Selain video diary, suara dan aspirasi, para peserta ini pun didokumentasi ke dalam sebuah video belakang layar. Peluncuran di Surabaya menandai peluncuran kedua setelah peluncuran di tingkat nasional pada 5 Desember di Jakarta.
Peluncuran berikutnya akan diadakan di Yogyakarta dan Semarang pada 11 dan 18 Desember. Video-video ini diproduksi oleh ILO melalui dukungan dari Better Work Indonesia (BWI), sebuah kemitraan yang unik antara ILO dengan International Finance Corporation (IFC) yang bertujuan meningkatkan standar ketenagakerjaan dan meningkatkan daya saing industri garmen di Indonesia. (*)