Warga Surabaya Keluhkan Keberadaan Sentra Ikan Bulak
Sabtu, 16 November 2013 16:18 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Warga di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya mengeluhkan keberadaan Sentra Ikan Bulak yang sampai sekarang tidak berfungsi optimal atau sepi pengunjung.
"Banyak pedagang ikan yang di jalanan tidak mau masuk ke Sentra Ikan Bulak (SIB) yang disediakan pemkot," kata anggota Komisi D DPRD Surabaya Yayuk Puji Rahayu saat melakukan reses di kawasan Bulak, Sabtu.
Sedangkan, lanjut dia, bagi pedagang baru yang tidak masuk dalam data yang berhak berdagang di SIB tidak diizinkan oleh Pemkot Surabaya.
Warga setempat, lanjut dia, mengusulkan agar pemkot menawarkan sekali lagi kepada pedagang lama yang sudah terdata untuk segera masuk. Tapi jika tidak mau diharapkan agar segera diisi oleh pedagang baru yang siap menempati.
"Harus ada ketegasan dari pemkot agar anggaran yang sudah dikeluarkan sedemikian besar tidak mubadzir atau sia-sia," katanya.
Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan sebelumnya mengatakan untuk meramaikan SIB, salah satu yang dilakukan pemkot adalah merencanakan pembangunan kereta gantung dengan rute dari Bulak ke Kenjeran.
Keberadaan kereta gantung nantinya bisa menjadi kesempatan baru bagi Surabaya untuk mengembangkan wisata serta destinasi baru di kawasan Kenjeran.
Pihaknya juga berharap nantinya aktifitas perekonomian di Bulak dan Kenjeran bisa terangkat. Sehingga ada perputaran uang yang bisa dimaksimalkan oleh warga.
"Ini sedang diproses terus rencana itu, semoga saja bisa cepat dikerjakan," katanya.
Selama ini pedagang di SIB tidak terlalu beruntung karena sejak diresmikan akhir 2012, pendapatan pedagang tak bisa berjalan normal. Bahkan, sebagian besar pedagang memilih untuk angkat kaki dari SIB karena sepi pengunjung. Mereka kembali ke lapak di daerah bebatuan arah Kenjeran.
Sentra Ikan Bulak yang diresmikan pada 27 Desember 2012 lalu, memiliki total 212 stan. Semua stan yang 96 kios berada di lantai I dan sisanya di lantai II.
Pada awal peresmian semua stan terisi penuh. Namun, berjalannya waktu membuat pedagang menyerah, mereka meninggalkan stan karena sepi pengunjung. (*)