Bogor (Antara Jatim) - Gajah, adalah salah satu hewan mamalia atau menyusui dengan ciri khas gading atau cula-nya cukup besar dan kuat. Belalainya juga mampu menggendong, bahkan seorang manusia dewasa.
Di Indonesia, salah satu jenis mamalia terbesar dunia itu adalah Gajah Sumatera. Selain hidup di alam liar, juga ada yang dirawat di kebun binatang, salah satunya di Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Di taman ini, terdapat 49 ekor gajah, di mana enam di antaranya adalah jantan. Umurnya beragam, dan yang masih anak-anak ada sekitar 23 ekor, baik jantan atau betina.
Gajah di taman safari ini juga multifungsi. Selain dirawat, mereka juga diajari untuk atraksi, bahkan juga untuk mengangkut berbagai keperluan seperti mengangkut pakan gajah.
Atraksi dilakukan terjadwal ataupun secara khusus, misalnya, saat menyambut liburan umum atupun saat Hari Raya. Manajemen memperkenalkan berbagai atraksi, di antaranya menerobos hutan belantara di taman safari tersebut, menikmati keindahan alam Gunung Gede. Pengunjung menaiki gajah, berkeliling. Namun, terdapat juga atraksi gajah.
Dokter hewan karantina TSI Cisarua Bogor Yohana Tri Hastuti mengatakan gajah di lokasi ini sangat diperhatikan, baik makanan, kesehatan, atau proses perkembangannya.
"Kami fungsikan juga untuk mengangkut pakan seperti rumput gajah. Yang dewasa, butuh 12 ton rumput gajah," tuturnya.
Ia juga terus memantau kesehatan hewan yang menjadi tanggung jawabnya, di antaranya gajah. Terdapat beragam ruangan khusus baik untuk ruangan gajah dan anaknya, ruangan khusus untuk pemeriksaan kesehatan atau ruang karantina yang juga sudah diakui secara internasional, "rescue" serta sejumlah ruangan lain.
Di lokasi tersebut, juga dipasang kamera khusus. Bahkan, ketika ada induk gajah yang hendak melahirkan, akan ditempatkan di ruangan khusus dengan dipantau kamera dan petugas khusus.
"Raja"
Di Taman Safari Cisarua Bogor, Jawa Barat, baru lahir seekor bayi gajah, pada 3 Oktober 2013 dari induk gajah, David dan Indah.
Proses kelahiran bayi gajah itu berlangsung normal. Induk gajah, Indah ditempatkan di ruangan khusus, namun kaki sebelah kanan sempat dirantai. Hal itu dilakukan, sebagai langkah antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada bayi gajah yang baru lahir.
Saat prosesi kelahiran, berlangsung dramatis. Bayi gajah lahir dan langsung ditendang oleh induk gajah. Bayi gajah itu sempat terlempar sekitar satu meter dari lokasi ia dilahirkan oleh induknya.
Namun, Dokter hewan karantina TSI Cisarua Bogor Yohana Tri Hastuti mengatakan induk gajah tidak bermaksud melukai bayinya yang baru lahir tersebut, melainkan untuk memastikan bahwa anaknya lahir dalam kondisi hidup dan sehat.
"Setelah beberapa saat, induk akan menjilati anaknya. Ditendang, hanya untuk memastikan anaknya lahir dengan selamat," ungkapnya.
Dalam prosess kelahiran di taman safari itu, kata drh Yohana, tetap diawasi oleh petugas khusus, yaitu satu dokter dan enam penjaga. Ia berjaga, saat prosesi kelahiran bayi gajah, dengan memantau proses kelahirannya dari atas tembok. Begitu anak gajah lahir, ia juga turun dan memastikan anak gajah itu juga dalam kondisi hidup dan sehat.
Bayi gajah itu diberi nama "Raja", karena jenis kelamin gajah itu adalah jantan. Nama itu disematkan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang datang secara khusus ke Taman Safari Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (24/10).
Zulkifli mengatakan, nama Raja diberikan karena gajah tersebut berasal dari Sumatera. Nama itu diambil dari gunung di Lampung, yaitu Gunung Rajabasa.
Raja adalah anak gajah yang ke-23, yang lahir di taman safari tersebut, sejak 1994. Induk gajah, Indah hamil selama 25 bulan dan hal itu diketahui sebagai salah satu ciri jika anak gajah yang lahir itu adalah jantan. Biasanya, proses kehamilan gajah rentang 21-22 bulan. Namun, untuk jenis kelamin jantan, biasanya lebih lama dari proses kehamilan pada gajah yang anaknya betina.
Drh Yohana juga menyebut, jika jantan di taman safari melakukan poligami. Indah adalah pasangan terakhir dari David. Secara total, David memiliki delapan pasangan, dan Indah adalah pasangannya yang terakhir.
Namun, sejak lahir sampai sekarang, induk gajah enggan untuk mengizinkan anaknya diperiksa lebih lanjut tim medis. Sampai saat ini, belum diketahui berat badan pasti dari bayi gajah itu. Tim medis hanya memperkirakan, berat badan bayi gajah itu sekitar 80 kilogram.
"Induk gajah sangat protektif. Bahkan, untuk menimbang berat badan anaknya, sulit," ujarnya.
Walaupun belum diketahui berat badan resmi dari bayi gajah itu, kondisi kesehatan terpantau sangat baik. Ia tumbuh dengan sehat, dan mengonsumsi susu dengan baik dari induknya.
Jumlah gajah Sumatera yang berada di lembaga konservasi Indonesia sekitar 482 ekor. Dari jumlah itu 49 ekor berada di TSI Bogor, 20 di TSI Prigen, Jawa Timur, dan 26 di TSI Bali. Angka kelahiran gajah di lembaga konservasi mencapai 52. Sebanyak 23 di antaranya lahir di TSI Bogor, enam di Prigen, dan empat di Bali, sementara sisanya dilahirkan di lembaga konservasi lain.
Angka kelahiran di TSI sebesar 33 ekor merupakan yang terbesar di dunia. Pasalnya di Amerika saja angka kelahiran gajah hanya mencapai 22 ekor. (*)
Melihat Habitat Gajah di Taman Safari Bogor
Jumat, 15 November 2013 10:06 WIB
