Surabaya (AntaraJatim) - Peresmian Museum Pendidikan Dokter Surabaya di sisi barat gedung utama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya di Jalan dr Moestopo Surabaya, Kamis, menandai pembukaan Seabad FKUA (1913-2013). Peresmian museum di bekas gedung peninggalan Belanda itu dilakukan oleh Dekan FK Unair Prof Dr dr Agung Pranoto MSc Sp.PD K-EMD FINASIM dengan memotong pita dari bunga melati yang disaksikan sejumlah alumni FK Unair dari berbagai angkatan. Selain itu, hadir pula penggagas museum yang juga mantan Dekan FK Unair tahun 1982-1985, Sentot Moestadjab Soeatmadji, delegasi Institute for Medical Education di University of Medical Center Groningen, Belanda, dr JR Huizenga PhD, dan sebagainya. "Kami bersyukur, museum ini akhirnya menempati sebagian bangunan FK Unair yang merupakan cagar budaya, sehingga lebih representatif setelah pindah lokasi akibat jumlah barang dan tempat tidak memadai," kata penggagas museum, Sentot Moestadjab Soeatmadji. Mantan Dekan FK Unair tahun 1982-1985 itu mengaku gagasan pendirian museum itu menjadi ide sejak dirinya memulai kuliah di FK Unair, lalu dibicarakan dengan sejumlah mahasiswa dan pihak dekanat pada 1985. "Akhirnya, saya diminta untuk menjadi koordinator pendirian museum itu dan saya menunjuk sejumlah sivitas akademika, termasuk Indropo Aguzni yang mengumpulkan sejumlah dokumen, saya kira tanpa dia akan sulit ada museum ini," katanya menunjuk Indropo di samping kirinya. Dalam kesempatan itu, Indropo Aguzni kepada Antara menjelaskan dirinya mendukung gagasan Prof Sentot karena ingin mengenalkan sejarah pendidikan dokter di Surabaya kepada generasi muda, baik mahasiswa maupun pelajar SMA. "Saya beruntung, karena saya banyak didukung sejumlah alumni yang memiliki buku-buku, foto-foto, alat-alat kedokteran tempo dulu, dan sebagainya, termasuk toga wisuda. Ada juga SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 365 tentang pendirian NIAS pada 1913," katanya. Menurut dia, FK Unair memang berdiri pada 1 Juli 1913 dengan nama Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) dan mulai resmi menerima 30 mahasiswa kedokteran pada 15 September 1913. "Saya juga menerima seribuan foto dari para alumni, tapi kurang dari seribu yang bisa dipajang di museum ini, karena tempatnya, apalagi kami mengharapkan isi museum lebih berwarna, mulai dari foto, alat kedokteran, dokumen, buku, dan fasilitas wisuda seperti toga dan ijazah," katanya. Di museum itu juga ada mikroskop kuno era belanda, jarum suntik dari masa ke masa, alat operasi, foto rontgen orang Indonesia pertama, dan piagam penghargaan yang diterima dokter Jawa dr Soetomo yang juga pendiri Boedi Oetomo. Selain itu, ada pula dokumen surat lahirnya bayi tabung pertama yang diberi nama oleh Ibu Negara Ny Tien Soeharto pada tahun 1992. "Bu Tien Soeharto memberinya nama Kensinarsih dan pemberian nama itu dengan surat resmi yang tersimpan di museum itu," katanya. Secara terpisah, Dekan FK Unair Prof Dr dr Agung Pranoto MSc Sp.PD K-EMD FINASIM mengatakan museum kedokteran itu untuk mengenang proses pendidikan dokter dan kemajuan teknologi kedokteran di FK Unair. "Museum itu sudah direalisasikan pada Juni 2005, namun tidak memadai, lalu dipindah ke dekat perpustakaan, tapi tetap kurang memadai juga, maka Panitia 100 Tahun FK Unair akhirnya memanfaatkan momentum Seabad FK Unair dengan mewujudkan museum yang lebih representatif untuk wisata sejarah," katanya. Rencananya, museum itu akan dibuka untuk umum setelah Seabad FK Unair, namun penataan isi museum diperkirakan tuntas pada akhirnya tahun ini, sehingga masyarakat umum akan dapat mencermati sejarah pendidikan kedokteran di Surabaya secara lengkap pada awal tahun 2014. Sementara itu, peringatan Seabad FK Unair (1913-2013) diisi dengan serangkaian acara pada 17-20 Oktober, di antaranya penandatanganan kerja sama ulang dengan Institute for Medical Education di University of Medical Center Groningen, Belanda (16/10) dan pembukaan Seabad FK Unair (17/10). Selanjutnya, peresmian dan pembukaan Museum Pendidikan Dokter Surabaya (17-20/10), "open house" 36 program studi FK Unair (17-20/10), kuliah tamu Menteri BUMN (18/10), workshop pendidikan kedokteran (19/10), bakti sosial pada 100 titik di Surabaya (20/10), dan seminar pendidikan kedokteran oleh Mendikbud (20/10). (*)
Peresmian Museum Kedokteran Surabaya Tandai Seabad FK Unair
Kamis, 17 Oktober 2013 19:28 WIB