Bojonegoro (Antara Jatim) - Disnakertransos Bojonegoro, Jatim, belum memanfaatkan anggaran kekeringan yang dialokasikan sebesar Rp200 juta karena belum ada permintaan dari warga di daerah setempat yang mengalami kesulitan air bersih. "Anggaran untuk mengatasi kekeringan yang dialokasikan sebesar Rp200 juta dari APBD 2013 belum dimanfaatkan sama sekali karena tidak ada permintaan air bersih dari warga," kata Kepala Disnakertransos Bojonegoro Adie Witjaksono, Senin. Bahkan, katanya, warga di Desa Kolong dan Mbutoh, Kecamatan Ngasem, yang selalu paling awal mengalami kekeringan menolak ketika akan dipasok air bersih. "Warga di dua desa menolak pasokan air bersih, sebab kebutuhan air bersih di desa setempat masih tercukupi," jelasnya. Ia menjelaskan hujan yang masih turun di wilayahnya pada kemarau ini sangat membantu mengatasi kebutuhan air bersih warga yang daerahnya selalu dilanda pada kemarau. Oleh karena itu, menurut dia, alokasi anggaran untuk mengatasi kekeringan separuhnya atau sebesar Rp100 juta dialihkan untuk kegiatan lainnya. "Kemungkinan kekeringan yang mengakibatkan warga kesulitan air bersih masih akan terjadi Agustus-September," ujarnya. Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, warga yang mengalami kesulitan air bersih pada 2012 lalu sebanyak 11.776 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 47.379 jiwa yang tersebar di 37 desa di 13 kecamatan. Sementara itu, Sekretaris BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono menjelaskan mengatasi kekeringan di Bojonegoro dilakukan dengan memperbanyak penampung air "geomembrane". Menurut dia, penampung air "geomembrane" yang sudah ada di Desa Sumberwungu, Kecamatan Kedungadem, dengan kapasitas 60 ribu meter kubik, mampu mengurangi terjadinya kekeringan yang dialami warga 425 jiwa di desa setempat. Begitu pula "geomembrane" di sejumlah lokasi lainnya yang sudah terbangun, juga cukup efektif, mengatasi kekeringan di wilayah setempat. "Sesuai hasil evaluasi kekeringan yang terjadi tahun ini, kami usulkan untuk menambah penampung air "geomembrane", selain memperbanyak membangun sumur resapan di wilayah kekeringan," katanya menegaskan. Selain itu, lanjutnya, pemkab juga memprogramkan membangun sebanyak 197 embung sebagai usaha mengatasi kekeringan yang terjadi. "Pengerjaan pembangunan akan dimulai tahun ini," ucapnya. (*)
Bojonegoro Belum Manfaatkan Anggaran Kekeringan
Senin, 22 Juli 2013 20:33 WIB