Menjadi pribadi yang baik sungguh merupakan pekerjaan yang sangat berat. Dalam ceramahnya di Ngawi, Jawa Timur, awal Juli ini, Ustad Muhammad Nur Maulana mengajak semua masyarakat untuk menjadi manusia yang lebih ramah selama menjalani puasa di bulan Ramadhan. Ustad gaul tersebut mengingatkan betapa pentingnya sikap ramah dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap ramah telah menjadikan manusia lebih bersahaja dalam kehidupannya sehingga menumbuhkan ketenangan lahir maupun batin. "Sikap ramah tersebut dapat disinergikan dengan slogan yang dimiliki oleh Kabupaten Ngawi yakni "Ngawi Ramah". Nilai ramah sangat tinggi karena di dalamnya ada saling menghormati antarsesama tanpa memandang status sosialnya sehingga melahirkan kenyamanan bermasyarakat," ujar Ustad Maulana di hadapan jamaah Ngawi. Sikap seperti itu sangat penting dilakukan di bulan Ramadhan. Selain menambah ketenangan bermasyarakat, sikap ramah juga termasuk perintah maupun amanah Allah SWT yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman, berakal, maupun berpikir. "Orang-orang seperti itu adalah empunya pahala Allah. Mari kita mencari pahala sebanyak-banyaknya di bulan penuh berkah yang segera akan kita masuki," kata Ustad asal Makassar itu. Melalui ceramahnya, selain ajakan menjadi manusia yang ramah, Ustad berslogan "Jamaah Oh Jamaah" itu juga mengajak agar keharmonisan rumah tangga selalu dijaga dan dipupuk secara terus-menerus. Ustad Maulana juga menjelaskan tentang cara menghormati ibu dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. "Dan nikmat yang paling agung adalah nikmat iman, sedangkan dosa adalah berzina, mencuri, minum khamer, dan mengambil hak/harta orang lain. Jika engkau mendapatkan kenikmatan, maka peliharalah. Karena sesungguhnya kemaksiatan menghilangkan kenikmatan," katanya. Dengan suara bersemangat ia menjelaskan, kesabaran seorang hamba untuk tidak melakukan maksiat sesungguhnya terletak pada besarnya kadar kekuatan imannya. Setiap kali imannya bertambah kuat, maka semakin sempurnalah kesabarannya. Sedangkan jika imannya lemah, maka lemahlah kesabaran tersebut. Yang tak kalah penting, dalam ceramah tersebut Ustad Maulana juga mengajak para jamaah untuk memohon ampunan dosa kepada Allah SWT sebagai bekal memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah. Sementara, Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengatakan, pencanangan Ngawi harus menjadi Ramah bertujuan untuk membangun karakter daerah, baik bagi pejabatnya maupun warganya. "Ramah tidak mempunyai kepanjangan ataupun singkatan dari apapun. Arti kata "ramah" ditinjau dari sisi mana dan apa saja juga tetap bermakna ramah," kata Bupati. Menurutnya, ramah mempunyai makna yang selaras, serasi, seimbang, penuh peduli untuk menerima dan melaksanakan sesuatu hal secara tulus ikhlas dari hati yang paling dalam sebagai amanah. Ramah juga wujud hubungan secara horizontal dengan sesama atau "hablum minannas" dalam berinteraksi sosial yang baik. (*) NB : Foto diambil dari FB Ustad Maulana
Maulana: Bersiakap Ramah Tumbuhkan Ketenangan Lahir Batin
Jumat, 5 Juli 2013 11:04 WIB