Pasukan Somalia Tangkap Pemimpin Garis Keras di Mogadishu
Senin, 1 Juli 2013 5:29 WIB
Mogadishu (Antara/AFP) - Pasukan keamanan Somalia menangkap pemimpin garis keras Sheikh Hassan Dahir Aweys setelah ia tiba di Mogadishu untuk berunding dengan para pejabat pemerintah, kata polisi, Minggu.
"Terjadi pertengkaran hebat yang berubah menjadi pekelahian antara pasukan keamanan yang menangkap Sheikh Aweys dan anggota-anggota delegasi yang mendampinginya yang menolak penangkapan itu," kata seorang polisi senior kepada AFP.
Yusuf Mohamed Siyad, seorang anggota suku Ayr yang sama dengan Aweys dan yang tiba di Mogadishu bersamanya, mengkonfirmasi penangkapan itu, yang terjadi Sabtu di bandara ibu kota Somalia tersebut.
Namun, alasan penangkapan itu masih belum jelas.
Aweys, seorang mantan kolonel angkatan darat dan pahlawan perang Somalia 1977-1978 dengan Ethiopia, berada dalam daftar sanksi terorisme Dewan Keamanan PBB dan AS, namun tidak ada iming-iming hadiah yang ditawarkan bagi penangkapannya.
Tokoh yang kini berusia akhir 70-an tahun itu adalah seorang pemimpin penting dalam Persatuan Pengadilan Islam, sebuah kelompok garis keras yang memerintah Somalia pada 2006 sebelum digulingkan oleh pasukan Ethiopia yang menyerbu Somalia dalam invasi yang didukung AS.
Ia tiba dengan pesawat di Mogadishu dari kawasan pegunungan otonom Himan dan Heeb di Somalia tengah, dimana ia melarikan diri setelah bentrokan dengan komandan tinggi kelompok gerilya Al-Shabaab, Ahmed Abdi Godane, di kota pelabuhan wilayah selatan, Barawe, pada Juni.
Ia datang ke ibu kota karena akan berunding dengan para pejabat pemerintah, kata Siyad, seorang jendral yang menjabat singkat sebagai menteri pertahanan pada pemerintah sementara sebelum membelot pada 2010.
"Pemerintah mengingkari janjinya dan menangkap Sheikh Aweys dan delegasinya, dan mereka juga menghina anggota-anggota parlemen pemerintah yang membantunya datang ke Mogadishu dan beberapa dari mereka kini dipenjara bersamanya," katanya kepada wartawan.
"Ketika mereka mengirim kami ke Adado (ibu kota Himan dan Heeb), pemerintah berjanji mereka akan menerima Sheikh Aweys jika kami bisa meyakinkannya untuk datang ke Mogadishu, namun keadaan berubah," tambahnya. (*)