Target Produksi Pabrik Gula Pagottan Madiun Naik
Selasa, 21 Mei 2013 18:33 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Target produksi Pabrik Gula Pagottan yang dikelola PTPN XI (Persero) di Desa Pagotan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada musim giling tahun 2013 naik jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
"PG Pagotan pada musim ini menargetkan produksi gula sebanyak 444.000 kuintal atau 44.400 ton. Jumlah ini naik dibanding musim 2012 yang terealisasi 38.000 ton," ujar Administratur PG Pagottan Imam Cipto Suyitno, kepada wartawan, Selasa.
Pihaknya optimistis target produksi tersebut dapat tercapai menyusul sejumlah perubahan yang telah dilakukan menghadapi musim giling tahun ini.
"PG telah menetapkan dalam program kerja tahun 2013 untuk mengolah mutu tebu yang manis, bersih, dan segar. Hal tersebut sudah mulai dilakukan sejak tahun lalu," kata dia.
Dengan mutu tebu yang baik diharapkan rendemen yang diperoleh juga tinggi. Adapun tahun ini capaian rendemen ditargetkan mencapai 8,16 persen.
Selain itu, pihaknya juga yakin jika kapasitas pengolahan pabrik akan mencukupi guna mendukung capaian target tersebut. Adapun kapasitas giling PG Pagottan mencapai 3.300 ton tebu setiap harinya atau sekitar 137,5 ton tebu setiap jam.
Imam menambahkan, bahan baku tebu yang dibutuhkan selain diperoleh dari kebun pabrik juga diperoleh dari petani tebu. Adapun, ahan tanaman tebu PG Pagottan tersebar di beberapa daerah, di antaranya Kabupaten Madiun, Ponorogo, dan, Magetan dengan luas sekitar 5.900 hektare.
"Kami tetap membutuhkan tebu dari petani untuk mendukung target produksi pabrik. Untuk itu, kami mengimbau kepada petani dan Pemkab Madiun agar tetap menyediakan lahan untuk menanam tebu dan bukan padi semuanya," tambahnya.
Menanggapi permintaan itu, Bupati Madiun Muhtarom menyatakan pihaknya terus mendorong petani menyediakan lahan untuk menaman tebu.
Bupati meminta petani untuk beralih pola tanam, misalnya, dua tahun ditanami padi diselingi palawija, maka tahun ke tiga perlu ditanami tebu. Hal ini guna menjaga kondisi tanah tidak makin menurun, sehingga produksi padi bisa terjaga.
"Apalagi, saat ini sudah ada Pergub Jatim yang mengatur soal tebu dan lainnya, salah satunya rendemen harus mencapai 8 persen dan tolak gula ravinasi untuk melindungi petani tebu," kata Bupati. (*)