Ribuan Hektare Lahan Pertanian Pacitan Rawan Kekeringan
Selasa, 14 Mei 2013 19:06 WIB
Pacitan (Antara Jatim) - Ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Pacitan berpotensi mengalami kekeringan dampak datangnya musim kemarau selama beberapa bulan ke depan.
"Ada sekitar 6.000 hektare lahan pertanian yang berpotensi terdampak musim kemarau. Musim kering ini harus disiasati dengan menanam tanaman palawija karena tidak terlalu membutuhkan air untuk hidup," kata Kabid Penyuluhan dan Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan, Bagianto, Selasa.
Untuk mengantisipasi ancaman kekeringan tersebut, lanjut Bagianto, pihaknya telah mengimbau para petani agar sementara waktu tidak lagi menanam padi, dan menggantinya dengan jenis tanaman palawija.
Tanaman yang direkomendasikan untuk ditanam selama kemarau di antaranya adalah jagung, kedelai, kacang tanah, serta umbi-umbian.
Selain lebih tahan hidup dengan minim air, rotasi jenis tanaman diperlukan untuk memperbaiki unsur hara dalam tanah persawahan yang diindikasikan terus menurun drastis seiring penggunaan pupuk nonorganik oleh petani dalam jumlah masif.
Selain memberikan imbauan pada para petani, Distanak Pacitan juga mulai melakukan inventarisasi sarana dan mengupayakan bantuan pertanian, seperti pemeriksaan sumur bor, "pump trek" (traktor sekaligus pompa air), serta mesin penyedot air.
Tidak itu saja, mereka juga akan menggelar rapat persiapan menghadapi musim kemarau tingkat Bakorwil I Madiun.
Di tingkat lokal, Distanak Pacitan terus berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Dinas Binamarga dan Pengairan.
Beberapa wilayah pertanian di Kabupaten Pacitan yang berpotensi mengalami kekeringan tersebar di Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Ngadirojo, Arjosari, Nawangan, dan Bandar.
Lahan seluas 6.000 hektare yang diprediksi terdampak bencana kekeringan itu merupakan areal pertanian yang telah dilengkapi sarana irigasi teknis.
Artinya, jika ditambahkan dengan lahan yang bersistem pengairan semiteknis maupun sederhana, luasnya bisa lebih besar.
Bagianto mengakui jika datangnya musim kemarau dengan sendirinya akan mempengaruhi hasil panen.
Penurunannya diperkirakan mencapai lima persen dari hasil serupa pada musim penghujan kemarin.
Sesuai perkiraan pihaknya, pada musim penghujan, dari satu hektare lahan pertanian mampu menghasilkan sebanyak enam ton gabah.
Sementara luas keseluruhan lahan di Kota 1001 Goa ini mencapai sekitar 13.000 hektare, sehingga lazimnya produksi padi dalam satu musim panen mencapai sekitar 78 ribu ton.
"Saat kemarau luasan lahan pertanian yang ditanami padi mungkin tinggal sekitar 4.000-an hektare atau di atasnya sedikit," ujarnya. (*)