Oleh Royke Sinaga Jakarta (Antara) - Kualitas layanan operator telekomunikasi dinilai masih menjadi salah satu penghambat berkembangnya tren perilaku karyawan perusahaan membawa gadget sendiri untuk bekerja ("Bring Your Own Devices/BYOD) di Indonesia. "Tren penggunaan perangkat pribadi untuk bekerja terus semakin meningkat, tercermin dari mayoritas karyawan yang siap mengadopsi BYOD. Tetapi dalam implementasinya masih terkendala kualitas layanan operator," kata Pendiri Indonesian Cloud Forum (ICF), Teguh Prasetya di Jakarta, Selasa. Menurut Teguh, perusahaan cenderung enggan mengadopsi BYOD tercermin dari hasil survei yang dilakukan ICF dan Indotelo.com terhadap 200 responden dari kalangan pekerja profesional yang tinggal di Jabodetabek, dengan rentang usia responden 20-57 tahun. Dari survei tersebut, tercatat sebanyak 34,9 persen responden mengaku belum puas dengan kapasitas layanan internet milik operator, walaupun sekitar 63 persen menyatakan puas. Kualitas layanan menjadi hambatan karena sebanyak 56,1 persen responden masih berharap bisa mendapatkan kecepatan ideal yang stabil di kisaran 1-3 Mbps saat mengakses internet. Sedangkan 39 persen mendambakan tingkat kecepatan internet yang digunakan bisa di atas 3 Mbps. "Fakta tersebut mencerminkan bahwa layanan yang disediakan operator untuk internet belum bisa menunjang BYOD," tegas Teguh. (*)
Berita Terkait

Kolaborasi jadi kunci agar 5G tidak seperti 4G
22 Agustus 2019 13:35

China Keluarkan Lisensi 5G pada 2019
22 Maret 2018 05:41

Telekomunikasi Indonesia Dirikan Institut Teknologi Telkom Surabaya
29 Januari 2018 23:19

Smartfren Hadirkan Program Khusus Pelanggan Selama Lebaran
20 Juni 2017 10:38

Smartfren Layani Kebutuhan Informasi Dengan Program "GIS"
23 Februari 2017 10:54

XL Permudah Masyarakat Surabaya Gunakan Jaringan 4G
5 Maret 2015 22:36

15 Juta Ponsel Pintar Terserap Pasar Nasional
28 Agustus 2014 12:18

XL Sinergikan Teknologi Telekomunikasi dan Industri Otomotif
10 Juli 2013 18:30