Surabaya (AntaraJatim) - Pengamat yang juga Direktur Pusat Studi Agama dan Pancasila IAIN Sunan Ampel Surabaya Suyitno S.Ag MHI menilai Pancasila dapat menjadi pilar untuk menyaring atau memfilter ideologi transnasional yang "menyerbu" Indonesia. "Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila itu merupakan sebuah jawaban bagi bangsa Indonesia dalam menangkis serangan ideologi transnasional, sebab Pancasila merupakan ideologi besar warisan 'founding father' (pendiri negara)," katanya dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang dilakukan PKC PMII Jatim di Surabaya, Kamis. Didampingi Ketua Anak Bangsa Peduli HAM Surabaya, MS Umam, yang juga pembicara lain, dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya itu menjelaskan nilai-nilai Pancasila itu tampaknya belum terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat, sehingga bangsa Indonesia menjadi terpuruk secara sosial, politik, ekonomi, dan budaya. "NU merupakan salah satu organisasi Islam yang memiliki peran besar dalam mengawal proses garak sejarah panjang Republik Indonesia dalam pergulatannya dengan beragam agama, budaya, dan ideologi. Semangat yang dibangun NU adalah semangat keindonesiaan tanpa menghilangkan nilai-nilai syariah Islam," katanya. Misalnya, soal dasar negara. Pada saat persiapan kemerdekaan, dasar negara itu menjadi perdebatan yang sangat alot. Salah satunya tentang akan dimasukkan atau tidak kata-kata 'syariah Islam' dalam pembukaan UUD 1945. "Tidak diterimanya Piagam Jakarta (syariah Islam) dengan dihapuskannya tujuh kata itu membuktikan peran NU. Bagi NU, syariah Islam itu cukup dimasukkan sebatas nilai-nilainya dan bukan dalam bentuk simbol-simbol syariah, karena Nabi Muhammad SAW juga melakukan hal itu lewat Piagam Madinah," katanya. Menurut dia, syariah dalam politik bukan dipahami sebagai hukum yang harus diaplikasikan secara formal, melainkan termanifestasi dari nilai-nilai syariah. Empat pilar berbangsa dan bernegara sampai sekarang diakui masih menjadi perdebatan. "Inti perdebatan soal rumusan Pancasila adalah masalah syariah Islam itu," ujarnya. Dalam pandangannya, harus ada pemisahan yang tegas antara empat pilar berbangsa dan bernegara dengan Islam, sebab Islam berlandaskan teologis, sedangkan nilai-nilai empat pilar itu bersifat sosiologis yang khas Indonesia. Senada dengan itu, Ketua Anak Bangsa Peduli HAM Surabaya, MS Umam, menyatakan Indonesia saat mengalami kegamangan yang akut di sektor budaya, terbukti dengan berkembangnya primordial kedaerahan, sekte keagamaan, dan lain-lain. "Dalam konteks ini, PMII harus mengambil peran demi keberlangsungan masa depan bangsa Indonesia, sebab setting politik itu sangat berpengaruh. Bagaimanapun, politik akan berpengaruh pada kebudayaan kita, termasuk di sektor agama," katanya. (*)
Berita Terkait

Pengamat sayangkan insiden cedera Ole Romeny
12 Juli 2025 11:59

Pengamat sebut pemisahan pemilu tingkatkan kualitas demokrasi di daerah
2 Juli 2025 19:14

Pengamat ingatkan serangan AS ke Iran bisa menjadi lonceng perang global
23 Juni 2025 10:14

Coach Justin laporkan perkara dugaan fitnah ke polisi
19 Juni 2025 16:23

Pengamat: Form A Online Bawaslu bagian reformasi sistem kepemiluan
13 Mei 2025 16:42

Pengamat menilai penguatan harga emas seiring ekspektasi Fed akan dovish
16 April 2025 15:13

Pengamat: Keberhasilan Timnas U-17 berkat pembangunan tim yang bagus
8 April 2025 13:36

Pengamat: IHSG menurun imbas kebijakan tarif impor AS
8 April 2025 08:21