Surabaya (Antara Jatim) - Penjualan alat-alat berat di Indonesia pada tahun ini diprediksi kembali mengalami sedikit penurunan, menyusul menurunnya industri pertambangan sebagai salah satu sektor yang menyedot kebutuhan alat berat paling tinggi. "Chief Sales Officer" PT Trakindo Utama (perusahaan penyedia alat berat Caterpillar asal Amerika Serikat) Handoko J Santoso di Surabaya, Kamis, memperkirakan potensi penjualan alat-alat berat pada 2013 sekitar 17 ribu unit, sementara tahun lalu mencapai hampir 19 ribu unit. "Tahun lalu, penjualan alat-alat berat secara nasional diprediksi bisa mencapai 25 ribu unit, tapi yang terealisasi hanya mendekati angka 19 ribu unit. Dari jumlah itu, pangsa pasar Trakindo sekitar 20 persennya," ujarnya. Turunnya harga barang tambang, terutama batu bara yang mendominasi bisnis pertambangan di Tanah Air, ikut mempengaruhi industri alat-alat berat. Ditemui di sela-sela kegiatan temu konsumen, Handoko Santoso menjelaskan penjualan alat-alat berat berada dalam kondisi bagus pada 2011 dengan jumlah mencapai lebih dari 20 ribu unit atau tumbuh 40 persen dibanding tahun sebelumnya. "Itu angka pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai dalam penjualan alat-alat berat di Indonesia, karena saat itu sektor pertambangan sebagai pemakai peralatan berat juga sedang menggeliat," tambahnya. Menurut ia, sektor pertambangan mendominasi penjualan alat-alat berat, selain sektor kehutanan, perkebunan, konstruksi, dan lainnya. Sementara lebih dari 50 persen yang terjual adalah jenis eskavator. "Eskavator itu jenis peralatan berat yang bisa digunakan untuk berbagai pekerjaan, sehingga alat itu lebih laris dibanding jenis lainnya," tambah General Manager Jawa dan Kalbar Area PT Trakindo Utama, Johnny A Sitepu. Pada kegiatan temu konsumen, Trakindo Utama memperkenalkan eskavator hidrolik CAT-320D yang memiliki kemampuan jauh lebih andal dibanding peralatan sejenis sebelumnya. "Target kami bisa menjual sekitar 650 unit produk ini untuk wilayah Jawa dan Kalimantan. Sementara secara nasional targetnya sejumlah 2.500 unit," ujarnya. Handoko menambahkan sebagai perusahaan yang pernah menjadi pemimpin pasar penyedia alat-alat berat di dalam negeri pada tahun 2001-2003, pihaknya menargetkan bisa kembali mendominasi pasar pada 2015. "Untuk tahun ini, harapan kami bisa meraih sekitar 25 persen pangsa pasar industri alat berat nasional, kendati potensi pasarnya belum kembali bagus. Apalagi, pembatasan kuota dari Caterpillar untuk kami sudah dicabut," ujarnya. (*)
Penurunan Industri Tambang Pengaruhi Penjualan Alat Berat
Kamis, 18 April 2013 19:07 WIB