Bawang Putih Picu Inflasi Jatim 0,89 Persen
Senin, 1 April 2013 12:18 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Kenaikan harga bawang putih di sejumlah daerah di Jawa Timur memicu indeks harga konsumen atau inflasi Jatim mencapai 0,89 persen selama bulan Maret 2013.
"Harga rata-rata bawang putih pada bulan Februari lalu hanya Rp27.800 per kilogram tetapi meningkat menjadi Rp43.000 per kilogram selama Maret 2013. Kenaikan tersebut disebabkan ketersediaan stok di pasar minim karena barang importir tertahan di pelabuhan," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Irlan Indrocahyo, di Surabaya, Senin.
Menurut dia, inflasi pada bulan Maret juga dipengaruhi kenaikan harga bawang merah 89 persen, harga cabai rawit meningkat 33 persen, tarif kereta api meningkat delapan persen, dan tarif angkutan udara meningkat 2,5 persen dibandingkan pada bulan Februari lalu.
"Jika rata-rata tarif kereta api per penumpang selama Februari hanya Rp120.000 tetapi meningkat menjadi Rp129.900 per penumpang pada bulan Maret lalu," ujarnya.
Secara umum, jelas dia, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi Jatim selama Maret 2013 di antaranya bawang putih, bawang merah, cabai rawit, nasi, tomat sayur, daging sapi, cabai merah besar, tarif kereta api, dan tarif angkutan udara.
"Sementara, pada bulan Maret lalu di Jatim komoditas yang mengakibatkan deflasi misalnya harga emas perhiasan turun menjadi Rp391.480 pergram dibandingkan harga Februari mencapai Rp402.870 pergram," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, inflasi selama Maret 2013 mencapai 0,89 persen masih rendah bila dibandingkan performa inflasi pada Maret tahun 2005 sebesar 1,81 persen dan Maret 2008 mencapai 1,26 persen.
"Kalau April mendatang, kami yakin inflasi bisa kurang dari pencapaian Maret. Kecuali pada bulan April tahun 2012, April tahun 2007, dan April tahun 2004," katanya.
Dari tujuh wilayah IHK di Jatim, menurut dia, inflasi tertinggi selama Maret 2013 terjadi di Madiun yakni 0,97 persen, berikutnya Surabaya 0,95 persen, Malang 0,93 persen, Probolinggo 0,92 persen, Sumenep 0,69 persen, dan Jember 0,66 persen.
"Inflasi terendah mencapai 0,50 persen terjadi di Kediri," katanya.
Mengenai laju inflasi Jatim antara Desember 2012 hingga Maret 2013 mencapai 2,86 persen. Sementara, inflasi kumulatif antara Maret 2012 hingga Maret 2013 berada di posisi 6,75 persen.
"Dari enam ibu kota di Pulau Jawa maka inflasi tertinggi terlihat di Serang mencapai 1,20 persen. Kemudian disusul Surabaya dan Semarang yang masing-masing 0,95 persen, Yogyakarta 0,75 persen, Bandung 0,63 persen, dan terendah di Jakarta 0,42 persen," katanya.(*)