Kendaraan Sudah Bisa Lalui Jalan Bojonegoro-Nganjuk
Senin, 18 Maret 2013 9:12 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Kendaraan roda empat maupun dua sudah bisa melewati jalur jalan raya di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jatim, setelah tertutup lumpur akibat banjir bandang yang melanda wilayah setempat, Minggu (17/3).
"Banjir sudah surut, tapi jalanan tertutup lumpur sehingga kendaraan harus hati-hati," kata seorang pengemudi bus jurusan Bojonegoro-Nganjuk, Parman, Senin.
Ia menjelaskan, jalan raya di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, dipenuhi lumpur sepanjang 10 meter dengan ketebalan hampir 50 centimeter.
"Warga di desa setempat sejak pagi bergotong royong menyingkirkan lumpur yang memenuhi jalan, juga yang memenuhi rumah-rumah," jelas Parman yang baru saja melewati jalan tersebut dengan mengedarai bus.
Sementara itu, beberapa informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa banjir bandang yang melanda wilayah selatan Bojonegoro itu, terjadi akibat hujan deras yang melanda wilayah selatan, Minggu (17/3) sekitar pukul 18.00 WIB, sehingga sungai di desa setempat tidak mampu menampung air hujan.
"Jalan Bojonegoro-Nganjuk di desa setempat sempat terendam air banjir, tapi hanya berlangsung beberapa jam," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono.
Data yang diterima BPBD, banjir bandang di wilayah setempat mengakibatkan tanggul di Kali Sugihan jebol di dua lokasi masing-masing sepanjang 25 meter.
Selain itu, banjir juga merendam sekitar 250 rumah warga dengan ketinggian air sekitar 1 meter, dan areal tanaman padi seluas 5 hektare rusak diterjang banjir bandang.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir bandang itu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro Didik Saputro, menjelaskan, banjir bandang di desanya biasa terjadi pada musim hujan, tidak hanya sekali, tapi bisa hingga sebanyak sembilan kali, seperti musim hujan tahun lalu.
"Setiap di wilayah selatan desa kami hujan dengan intensitas tinggi selalu terjadi banjir bandang dengan ketinggian air yang masuk pemukiman warga dan jalan berkisar 0.50-1 meter," jelasnya.
Menurut dia, kawasan hutan di wilayah selatan desanya sudah gundul, sementara Kali Sugihan yang melintas di desa setempat sudah dangkal.
"Pemecahannya Kali Sugihan dikeruk, selain dibangun tanggul permanen, dan jalan raya di desa kami ditinggikan agar tidak selalu terganggu banjir," paparnya. (*)