Waduk Pacal Bojonegoro Hampir Penuh Terisi Air
Senin, 25 Februari 2013 10:06 WIB
Bojonegoro - Waduk Pacal di Bojonegoro, Jatim, hampir penuh terisi air dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 114,83 meter atau sekitar 22,1 juta meter kubik, Senin.
Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom, mengatakan, Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang penuh terisi air kalau ketinggiannya mencapai 115 meter.
Dengan demikian, ia optimistis, waduk yang dibangun Belanda pada 1933 airnya masih akan bertambah karena masih musim hujan sehingga daya tampungnya bisa optimal.
"Waduk Pacal penuh terisi air hanya tinggal 15 centimeter lagi," jelas dia.
Apalagi, menurut dia, tanaman padi sejumlah desa di daerah irigasinya mulai Kecamatan Kapas, Sumberrejo, Sukosewu, Balen dan kecamatan lainnya tidak membutuhkan tambahan pasokan air, sebab sebagian besar sudah berbuah.
"Tidak ada permintaan air dari petani, sebab tanaman padi di daerah irigaisinya hampir panen sudah tidak membutuhkan air lagi," ucapnya.
Mengenai tingkat keamanan pintu Waduk Pacal yang sering tertutup sedimentasi, menurut dia, pihaknya harus membuka pintu pengeluaran ketika terjadi hujan lebat di daerah tangkapan air untuk menjaga agar sedimen yang masuk tidak menutup pintu waduk.
"Kalau pintu tidak dibuka sedimentasi bisa menutup pintu pengeluaran seperti yang terjadi sebelum ini yang mengakibatkan air tidak bisa dikeluarkan dan dilakukan pengerukan sedimentasi," paparnya.
Ia menjelaskan, air yang sudah tertampung di Waduk Pacal yang mencapai 22,1 juta meter kubik akan aman untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pertanian di daerah irigasinya pada musim tanam (MT) II pada Juni-Juli.
"Pada MT II kebutuhan air tidak ada masalah," ucapnya.
Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia dan mengalami pendangkalan, daya tampung Waduk Pacal menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik dengan cakupan daerah irigasi sekitar 16 ribu hektare.
UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Solo, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*)