Tiga Rumah Runtuh Terseret Longsor di Trenggalek
Sabtu, 16 Februari 2013 18:31 WIB
Trenggalek - Tebing Sungai Nglinggis setinggi sekitar 10 meter di Dusun Pacar, Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ambrol pada Sabtu, akibat tergerus banjir hingga mengakibatkan tiga rumah warga ikut runtuh ke dasar sungai.
Pewarta Antara di Trenggalek melaporkan, tanah yang longsor dan amblas ke dasar sungai mencapai luasan sekitar 50x20 meter.
Warga desa setempat sejak pagi hingga siang terus bergotong royong membongkar sisa bangunan rumah milik Sukirman, Kadis dan Samsuri yang ambrol terbawa longsor.
"Untuk sementara kami mengungsi ke rumah tetangga, karena rumah yang longsor itu adalah satu-satunya yang kami punya. Barang-barang yang kami punya juga kami ungsikan ke sana," kata salah seorang korban, Samsuri.
Menurutnya, sebelum terjadi longsor, sejak dua hari yang lalu tanah yang ada di sekitar rumahnya mengalami retak-retak.
Kondisi tersebut diperparah dengan hujan deras sejak Jumat sore yang berlangsung hingga berjam-jam dan puncaknya sekitar pukul 00.00 WIB terdengar suara gemuruh yang disertai goncangan mirip gempa bumi. Tanah yang ada di depan tiga rumah warga tersebut ambrol ke dasar sungai.
"Pada saat kejadian tadi malam (dini hari) masih banyak warga yang berkumpul di rumah saya, karena kebetulan anak saya baru melahirkan, begitu ada kejadian itu langsung semburat keluar menyelamatkan diri," tuturnya.
Menurut keterangan sejumlah warga, tanah longsor di sekitar lokasi kejadian sudah berlangsung sejak bertahun-tahun, namun hingga kini tidak ada langkah konkrit dari pemerintah setempat.
"Sebelum kejadian ini sudah ada dua rumah dan satu masjid yang hilang terkena longsor. Kami berharap ada langkah yang nyata, seperti pembangunan plengsengan maupun penahan tebing," katanya.
Selain merusak sejumlah rumah, ambrolnya tebing sungai tersebut juga mengancam keberadaan bangunan sekolah MI dan TK Islamiyah Nglinggis.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Nglinggis, Musyarofah mengaku, aktifitas belajar mengajar di sekolahnya terpaksa diliburkan. Selain itu seluruh perangkat yang ada dievakuasi ke bangunan sekolah yang lain.
"Untuk bangunan yang sebelah barat sudah tidak layak lagi untuk digunakan, karena kami takut apabila terjadi longsor susulan, terlebih cuaca setiap hari selalu hujan," jelasnya.
Rencananya aktifitas belajar mengajar di sekolah yang memiliki 67 siswa MI dan 20 siswa TK itu akan dititipkan ke rumah-rumah warga.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengairan, Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, Juwari menjelaskan, kejadian longsor di bantaran Sungai Nglinggis tersebut akibat dari penambangan batu kali oleh warga sekitar.
"Hal ini mengakibatkan sungai rusak dan arusnya menjadi deras, tapi bagaimana lagi karena ini menyangkut mata pencaharian masyarakat. Nanti akan kami konsultasikan dengan pimpinan bagaimana kebijakannya," ujarnya.
Juwari menjelaskan, pihaknya akan melakukan survei di lokasi bencana serta daerah rawan longsor di sepanjang aliran sungai, apabila memungkinan pemerintah akan membuat penahan tebing berupa bronjong. (*)