Malang - "Salam Satu Jiwa, Arema". Kalimat itu selalu berkumandang menggelegar di setiap sudut ketika Arema bertanding meladeni lawan-lawannya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Dukungan setia dari suporter Arema (Aremania) terus mengalir, bahkan tak pernah berhenti di sepanjang jalannya pertandingan. Tak hanya itu, dua atau tiga jam sebelum "kick off", ribuan suporter sudah mulai memadati stadion berkapasitas 40 ribu orang tersebut. Kompetisi musim depan yang digeber mulai 9 Januari 2013 pun menjadi sebuah harapan yang cukup menjulang mengingat sederet pemain bintang dan mentereng mengisi "line up" Arema di ajang Liga Super Indonesia (LSI) musim depan. Hanya saja fanatisme dukungan yang terus mengalir dari Aremania itu harus mencapai klimaks kekecewaan. Tiga kompetisi pramusim, tak satu pun gelar juara yang mampu diraih Arema dan menjadi penghibur Aremania, bahkan Piala Gubernur Jatim X yang digadang-gadang bisa menghapus dahaga kekecewaan Aremania pun harus melayang ke tangan Persela Lamongan (Minggu, 30/12). "Pemain mentereng dengan nilai kontrak yang cukup tinggi pun tak menjadi jaminan untuk bisa menyuguhkan permainan 'cantik' yang menghibur dan tentunya menuai kemenangan. Melayangnya gelar juara Piala Gubernur ini benar-benar menjadi kado pahit di akhir tahun bagi Aremania," kata Ambon, Aremania Korwil Dinoyo. Sederet pemain bintang dan berkualitas, seperti Keith Kayamba Gumbs, Christian Goncales, Alberto Goncalves, Greg Nwokolo, Egy Melgiansyah, Hari Sasongko, Muhammad Ridhuan, Victor Igbonefo, Tierry Gathuessi, bahkan kiper sekaliber Kurnia Meiga pun tak mampu meredam ketajaman lawan-lawannya. Sebut saja di Trofeo Jakarta yang menjadi penanda ulang tahun Persija Jakarta beberapa waktu lalu, Arema harus tersingkir di babak penyisihan. Di ajang Inter Island Cup (IIC) 2012, Arema juga harus terseok-seok melaju ke babak semifinal dan akhirnya juga tersingkir di Stadion Manahan, Solo. Setelah dua gelar juara pada pramusim melayang, Arema membidik mahkota juara Piala Gubernur Jatim X. Pada babak final yang digelar di kandang Arema, Stadion Kanjuruhan pun, tak juga mampu merebut juara dari Persela yang menjadi kampiun pada tahun sebelumnya. Anak asuh Rahmad Dharmawan itu pun harus menuai malu di kandang sendiri dan dihadapan puluhan ribu suporter fanatiknya. Karena gemasnya, di akhir-akhir pertandingan, dimana Arema sudah tertinggal 0-2, puluhan ribu Aremania itupun mengalihkan dukungannya ke Persela. "Kami seolah tidak percaya, para pemain yang sudah punya nama dan terkenal dengan kualitasnya yang cukup bagus tidak berkutik menghadapi Persela yang tidak terlalu banyak perubahan komposisi tim dan pemainnya," kata Ambon. Pelatih Arema Indonesia Rahmad Dharmawan mengakui jika anak asuhnya memang bermain buruk saat melawan Persela. Dari segi teknis Arema memang kalah bagus dengan Persela, bahkan cukup gemilang selama meladeni Arema di babak final. Rahmad mengakui, instruksi untuk kontrol bola, permainan, kombinasi passing, ball possesion hampir semuanya tidak jalan. Pemain memang tidak tampil pada performa terbaiknya, kemungkinan mereka terbebani dengan target juara. Selain itu, kata Ramhad Dharmawan, sejumlah pemain pilar lini belakang tak bisa diturunkan karena cedera. Mereka itu adalah Munhar, Benny Wahyudi, dan Johan AlFarizie. Sehingga, dirinya menurunkan pemain yang ada dan sedikit dipaksakan, seperti pemain lini belakang yang dipasang adalah Victor Igbonefo dan Thierry Gattuesi, padahal mereka baru sembuh dari cedera. "Pemain tidak salah. Mereka sudah bermain maksimal, bahkan dalam kondisi cedera pun mereka masih mau diturunkan dan hasil buruk yang diraih Arema ini merupakan tanggung jawab saya sebagai pelatih, bukan pemain," tandasnya. Desak Pelatih Mundur Wacana Aremania yang meminta pelatih Rahmad Dharmawan tidak hanya mengemuka setelah tim berjuluk "Singo Edan" itu gagal meraih mahkota juara Piala Gubernuar, tapi sejak gagal mempersembahkan gelar juara di ajang IIC 2012. Memang, tidak semua Aremania menginginkan Rahmad Dharmawan mundur dari pelatih Arema. Masih banyak Aremania yang tetap memberikan semangat agar Arema bangkit dari keterpurukan dan gagal meraih satu gelar dari tiga kompetisi pramusim. "Kami tidak terlalu mempermasalahkan dengan kondisi ini karena kemungkinan para pemain masih belum padu satu sama lain, sebab tim yang dibentuk ini benar-benar baru dengan mengusung sejumlah pemain baru," kata Aditya, salah seorang Aremania yang tinggal di kawasan Blimbing. Apalagi, katanya, sederet pemain bintang dan berkualitas bercokol dalam satu tim, pasti mereka sama-sama merasa paling hebat dan paling bagus, sehingga cukup sulit untuk memadukannya dan butuh waktu untuk menumbuhkan kekompakan dan kerja sama tim di setiap lini. Berbeda dengan Aditya, Aremania asal Sengkaling, Wahyono justru mendesak manajemen agar pelatih Rahmad Dharmawan segera diberhentikan dan mencari pelatih baru yang lebih baik. "Sayang kan, kalau pemainnya bagus dan berkalitas, tapi pelatihnya tidak mampu meracik keunggulan mereka dan menghasilkan tim yang benar-benar solid dan disegani oleh lawan-lawannya. Kami tahu, Rahmad Dharmawan sebenarnya pelatih yang bagus, tapi kenapa ketika menangani Arema kok seperti ini," tegasnya. Menanggapi desakan pro kontra Aremania terhadap dirinya itu, Rahmad Dharmawan mengaku sangat memahami perasaan dan keinginan Aremania tersebut. "Saya sangat bertanggung jawab atas kekecewaan Aremania ini," katanya. Ia menyadari, efek dari tim yang bertabur bintang, ekspektasi penonton selalu menginginkan kemenangan dari setiap laga. Dan, apakah dirinya akan tetap dipertahankan atau tidak untuk menukangi Arema, semua diserahkan sepenuhnya pada manajemen. "Semua kritik dan keinginan Aremania saya tanggapi positif demi perbaikan, namun kami (tim pelatih) dan manajemen sebelumnya sudah berkomitmen untuk memasang target juara LSI, bukan kompetisi pramusim. Kompetisi pramusim ini sebagai ajang untuk melakukan evaluasi dan mematangkan kerangka tim," tandasnya. (*)
Berita Terkait
Bertamu ke rumah orang utan liar Kalimantan
53 menit lalu
Membaca tanah, menjaga masa depan sawah
25 Desember 2025 16:26
Antara Natal, tahun baru, dan kebersamaan di saat sulit
25 Desember 2025 15:14
Aspek sosiokultural, legitimasi keberlanjutan dalam kewirausahaan sosial
25 Desember 2025 08:51
Reformasi Polri 2025: berbenah, berubah, bermartabat
24 Desember 2025 20:50
Gerakan pemuda membangun dan memberdayakan desa
24 Desember 2025 15:42
Sinergi sektor fiskal membantu UMKM naik kelas
24 Desember 2025 13:12
Tambang, kuasa tafsir dan ketegangan elite NU
24 Desember 2025 09:51
