Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli memantau pelaksanaan program Magang Nasional 2025 di salah satu kantor PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta, Jumat, untuk memastikan pelatihan berjalan sesuai tujuan.
Dalam kunjungan tersebut, Yassierli berdialog dengan peserta magang yang ditempatkan di kantor pusat dan sejumlah cabang mengenai tugas harian, pengalaman kerja, hingga kendala yang dihadapi selama ini.
"BNI merupakan salah satu penyerap peserta magang terbesar, sekitar 3 hingga 4 ribu peserta di seluruh Indonesia," kata Yassierli di Grha BNI, Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan itu, ia juga mendorong pemerataan kesempatan magang bagi lulusan dari berbagai daerah.
Ia menekankan pentingnya distribusi magang agar lulusan daerah tidak harus berpindah ke kota besar untuk mendapatkan pengalaman kerja pertama.
"Kami berharap program ini menjadi kesempatan merata, tidak hanya ramai di Jakarta," ujar dia.
Program Magang Nasional dirancang untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan industri melalui pengalaman kerja selama enam bulan.
Skema ini juga dinilai mempercepat proses rekrutmen di perusahaan.
"Biasanya seleksi hingga on job bisa habis enam bulan. Dengan program ini, perusahaan sudah punya data kinerja peserta. Kami berharap 30 hingga 50 persen dari mereka bisa direkrut setelah selesai," tambahnya.
Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan sektor perbankan membutuhkan talenta pemasaran produk simpanan dan kredit, sehingga keberadaan peserta magang telah membantu pemenuhan kebutuhan SDM.
"Program ini sangat bagus, sehingga dalam 6 bulan ini kami bisa mendapatkan banyak sekali talenta untuk kebutuhan kami ke depan," ujar Putrama.

Salah seorang peserta Batch 1, Ijah Maulida (22), lulusan Universitas Negeri Jakarta, menuturkan dirinya bertugas sebagai BNI Digital Assistant dengan pelayanan di outlet yang banyak dikunjungi nasabah asing.
Ia mengaku sangat senang mendapatkan kesempatan magang tersebut dan juga telah mendapatkan uang saku sesuai dengan upah minimum provinsi di Jakarta sekitar Rp5,3 juta.
"Senang sekali bisa bekerja, magang di sini. Alhamdulillah, juga sudah dapat uang saku, sesuai UMP sekitar Rp5,3 juta," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa tantangan terbesarnya selama magang adalah menjaga emosi dan ritme pelayanan saat menghadapi beragam karakter nasabah.
"Awalnya sempat kaget, tapi saya beradaptasi, belajar mengatur mood dan memberikan layanan terbaik," kata Ijah.
Ia juga menilai pelatihan intensif di awal penempatan membantu adaptasi peserta dengan sistem layanan digital perbankan.
Setiap harinya, pemagang diawasi oleh mentor yang meninjau kinerja.
"Ada logbook harian yang harus kami isi, agar kinerja terpantau," tuturnya.
Lebih lanjut, Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan Batch 3 membuka lebih banyak posisi di badan usaha milik daerah (BUMD), dan badan layanan umum daerah (BLUD), serta perusahaan daerah.
Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan formasi khusus bagi penyandang disabilitas, untuk memastikan akses kesempatan kerja yang inklusif.
