Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, konsisten mengambil kebijakan yang berorientasi kepada entrepreneur mindset sebagai upaya untuk menurunkan angka kemiskinan di "Kota Santri" itu.

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo mengatakan untuk menurunkan angka kemiskinan tidak harus dengan bantuan langsung, namun bisa dilakukan dengan memberi peluang atau opportunity of economy yang lebih besar kepada masyarakat.

"Kami sudah mendapatkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa kemiskinan Situbondo turun menjadi 11,17 persen dari enam bulan sebelumnya 11,51 persen," katanya saat melepas ekspor kopi milik pokmas petani kopi di lereng Gunung Argopuro, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo, Senin.

Bupati Rio menegaskan bahwa penurunan angka kemiskinan 0,34 persen selama enam bulan ia menjabat bukan karena pemerintah daerah setempat memberikan bantuan langsung, akan tetapi mendorong masyarakat mengubah pola berpikir agar lebih produktif, inovatif dan kreatif (entrepreneur minsdset).

Berdasarkan hasil riset, lanjutnya, masyarakat penerima bantuan langsung selama lima tahun maupun sepuluh tahun masih tetap miskin.

"Bisa dicek, apakah kami menggelontorkan bantuan untuk mengurangi kemiskinan? Karena saya bukan rezim bantuan, dan saya punya cara pandang sendiri bahwa kemiskinan itu hanya bisa ditekan dengan memberi peluang atau opportunity of ekonomy yang lebih besar," kata Bupati Rio.

Ia mencontohkan, salah satu yang dilakukan pemerintah daerah setempat beberapa waktu lalu memberikan bantuan bibit kapulaga, kemukus dan jahe yang bisa ditanam di bawah tegakan seperti kopi.

"Bibit tersebut bisa ditanam di bawah tegakan kopi, supaya orang yang kerja di kopi tidak menganggur dan mereka bisa continue bekerja mendapatkan penghasilan, itulah kebijakan tak terasa sebenarnya," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025