Bojonegoro - Direktur PDAM Bojonegoro, Jawa Timur, Achmad Darmawan mengakui, pasokan air PDAM ke rumah pelanggan PDAM warga perkotaan yang tersendat, dalam sebulan terakhir, akibat pengaruh kerusakan pipa jaringan distribusi.
"Banyak pipa jaringan air ke pelanggan pecah, sehingga perbaikannya membutuhkan waktu," katanya di Bojonegoro, Jumat.
Menurut Achmad Darmawan, pecahnya pipa jaringan distribusi terjadi akibat tanah di lokasi pipa mengeras, yang disebabkan pengaruh musim kemarau.
"Saat ini kerusakan jaringan pipa distribusi masih terus dilakukan, sebab kerusakan jaringan pipa ada di beberapa lokasi," katanya, menjelaskan.
Ia meyakinkan, tersendatnya pasokan air ke pelanggan, bukan pengaruh mengecilnya sumber air yang dimanfaatkan PDAM yaitu sumber air di Desa Ngunut dan Sumberarum, Kecamatan Dander, yang debitnya sekitar 180 liter/detik.
"Justru pada kemarau ini, debit air di kedua sumber itu, cukup bagus, bahkan masih berlebih untuk melayani sekitar 12.000 pelanggan di perkotaan," paparnya.
Tersendatnya air PDAM itu, dikeluhkan warga di Kelurahan Campurejo, dan Desa Sukorejo, di Kecamatan kota, yang melaporkan, air PDAM sering tidak keluar.
"Air PDAM hanya mengucur di malam hari. Airnyapun keruh," ujar seorang warga di Kelurahan Campurejo, Deddy Bachtiar, mengungkapkan.
Mengenai dua jaringan instalasi pengolah air (IPA) di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, menurut Achmad Darmawan, pada kemarau ini, tetap mampu mengolah air Bengawan Solo.
"IPA di Banjarsari tetap normal, tidak kesulitan mengolah air Bengawan Solo," ucapnya.
Di IPA setempat, lanjutnya, baru melayani 450 sambungan rumah (SR) dari kapasitas maksimal 1.500 SR, sedangkan IPA di Desa Purwosari, Kecamatan Purwosari, juga mengolah air Bengawan Solo yang baru terbangun, baru proses uji coba.
"Pelanggan yang mendaftar sudah ada 160 SR di Kecamatan Purwosari dan Padangan," jelasnya.
Sementara itu, data pelanggan PDAM, mencapai 20.826 SR, baik yang dilayani dari sumber mata air di sejumlah lokasi dan air Bengawan Solo.
Jumlah pelanggan PDAM itu, katanya, baru sekitar 22 persen dari jumlah penduduk di daerah setempat yang jumlahnya mencapai 1,3 juta jiwa.
"Masih minimnya jumlah layanan air PDAM, karena sebagian besar pemukiman warga belum ada jaringan pipanya," ucapnya, menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012