Bojonegoro - Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan, kekeringan di wilayahnya semakin meluas, melanda warga di 51 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto, didampingi Kasi Kesiapsiagaan Sutardjo, Kamis, mengatakan, kekeringan yang terjadi di 51 desa yang tersebar di 16 kecamatan itu mengakibatkan 17.462 kepala keluarga (KK) atau 70.153 jiwa, kesulitan air bersih. Jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih saat ini meningkat dibandingkan dengan kekeringan yang terjadi akhir Agustus lalu yang hanya melanda 44 Desa di 15 kecamatan. "Perkiraan kami, hujan turun akhir Oktober, sehingga kekeringan masih akan terjadi dalam sebulan ini," katanya. Menurut dia, pihaknya melakukan droping air bersih dengan memanfaatkan empat buah mobil tangki air yang jumlahnya dalam sehari rata-rata mencapai 10 tangki air (5.000 liter/tangki) untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga. "Droping air bersih berjalan sejak Juni. Selain BPBD, pihak Disnakertransos juga melakukan droping air bersih," katanya menjelaskan. Mengenai biayanya, lanjutnya, mendapatkan bantuan Pemprov Jatim dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sedangkan biaya pendistribusian air bersih Disnakertransos memanfaatkan dana APBD. "BPBD tidak memiliki dana khusus menanggani bencana kekeringan," ujarnya. Warga yang mengalami kesulitan air bersih bisa mendapatkan air bersih tanpa menunggu droping dengan mencari air bersih ke desa tetangga yang jaraknya berkisar 500 meter hingga 3 kilometer. "Droping air bersih dilakukan secara langsung kepada warga di sekitar pemukimannya, tapi ada juga yang pendistribusiannya di lokasi tandon air yang sudah tersedia," katanya mengungkapkan. Pihaknya sudah menempatkan 76 tandon air (2.000 liter/tandon) di sejumlah lokasi yang biasa mengalami kekeringan pada musim kemarau, antara lain, di Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Kepohbaru, Bubulan dan Kasiman. "Yang jelas, kekeringan yang melanda di wilayahnya tahun ini, lebih parah dibandingkan dengan kekeringan tahun lalu," kata Sutardjo. Kekeringan tahun lalu hingga musim hujan tiba, hanya melanda 49 desa yang tersebar di 17 kecamatan, di antaranya di sejumlah desa di Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem, Temayang, dan Bubulan. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012