Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur mengembangkan 35 kampung tematik salah satunya Wethan Wonderland Banjarsugihan Surabaya dengan menghadirkan konsep akulturasi budaya lokal dan mancanegara.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad di Kota Surabaya, Kamis mengatakan para wisatawan dapat mengunjungi kampung tematik tersebut di antaranya Kampung Terajana (Teras Jawa-China), Kampung Jawara (Jawa-Eropa), Kampung Joker (Jowo-Korea), Kampung Adinda (Apache-Indian-Dayak), Kampung Nostalgia, dan Kampung Jelita (Jepang Bali).

"Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) terus berupaya mengembangkan kampung tematik di Kota Pahlawan. Hingga saat ini, sebanyak 35 kampung tematik tumbuh dengan mengenalkan potensi lokal, budaya, sejarah, dan kreativitas warga guna menawarkan wisata menarik dan terjangkau bagi wisatawan lokal maupun mancanegara," katanya.

Ia menjelaskan, berdasarkan arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bahwa Kota Pahlawan tidak hanya fokus sebagai kota bisnis, jasa dan perdagangan, tetapi juga menjadi jujukan pariwisata.

"Dalam rangka pemerataan, wisata di perkampungan juga terus dikembangkan. Bagaimana wilayah di setiap kelurahan memiliki kampung tematik. Sehingga, ketika Surabaya menjadi jujukan, sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) ada satu paket yang melekat," tuturnya.

Irvan menjelaskan, 35 kampung tematik yang ada di wilayah Kota Surabaya itu, memiliki karakter masing-masing dengan melibatkan UMKM setempat untuk menggerakkan roda perekonomian di wilayah tersebut.

"Seperti di Wethan Wonderland memiliki beberapa kampung tematik, ada akulturasi kebudayaan luar negeri dan nuansa lokal. Kampung kreatif ini akan kita perbanyak, karena ada nilai-nilai budaya yang harus kita pertahankan di kampung tematik," ujar dia.

Dia berharap Wethan Wonderland Banjarsugihan Surabaya yang memiliki kampung tematik dapat menjadi destinasi wisata sebab tersedia banyak pilihan kampung tematik.

"Karena kampung tematik ini adalah hasil kreativitas warga, pemerintah hanya memfasilitasi dan mendorong. Seperti kampung ini, ketika warga sudah berkreasi, kami menggandengkan perusahaan agar kampung tematik bisa berkelanjutan. Jadi butuh didampingi pemerintah, swasta, media, maupun akademisi khususnya di sektor wisata," tuturnya.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Farah Andita Ramdhani mengatakan kampung tematik ini bagian dari CBT (Community-Based Tourism), yakni pariwisata berbasis masyarakat.

"Pokdarwis sudah terbentuk dan SK sudah dikeluarkan Disbudporapar, ke depannya akan kita libatkan mereka di forum komunikasi pengelola objek wisata. Selanjutnya kita akan identifikasi kebutuhan untuk pengembangan kampung," katanya.

Farah melanjutkan, bersama Bappeda Litbang Kota Surabaya akan menghubungkan kampung tematik di Surabaya dengan perusahaan. Dan tentunya kampung-kampung tematik ini akan dipromosikan, bukan hanya melalui chanel Pemkot Surabaya tetapi juga dipromosikan melalui tour operator.

"CBT kuncinya pada sosok di kampung itu yang menjadi leader, kita melihat di sini (Wethan Wonderland). Kami melihat di sini saling mendukung, yakni menyatukan semuanya sehingga bisa sustainable lebih lama," ucapnya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024