Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti meminta pemerintah kota (pemkot) setempat mengoptimalkan pelaksanaan program "Dandan Omah" sehingga bisa semakin banyak warga tak mampu tersentuh bantuan.

"Pemerintah Kota punya alokasi anggaran Rutilahu (Rehabilitasi Rumah Tak Layak Huni), prinsipnya adalah tak boleh ada yang tidak tersentuh," kata Reni dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Jumat.

Reni menyatakan intervensi Pemkot Surabaya melalui program renovasi rumah juga menjadi bentuk kehadiran pemerintah.

Dia khawatir jika warga miskin yang tersentuh "Dandan Omah" sedikit jumlahnya maka potensi kecelakaan tak bisa dihindari.

"Pasti bisa, terkait anggaran itu bisa dicarikan apakah nantinya melalui APBD atau lewat BAZNAS maupun dana-dana sosial lainnya seperti juga dari CSR," ujarnya.

Reni juga menyebut bahwa dirinya mendapatkan laporan masih adanya seorang warga bernama Elly (64) belum mendapatkan bantuan "Dandan Omah".

Lokasi hunian itu terletak di Jalan Kaliasin 2/38, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari.

Berdasarkan hasil tinjauan di lapangan, didapati bahwa rumah Elly dalam kondisi memprihatinkan, salah satunya atap bocor dan lapuk.

"Memang kami lihat tadi kondisi rumahnya darurat, minimal atapnya perlu diperbaiki dulu dan harus segera dibantu karena khawatir juga roboh," katanya

"Kami tidak ingin tentunya Kota Surabaya ini ada warga kurang mampu yang rumahnya roboh lantaran butuh perbaikan tempat tinggal," tambah dia.

Setelah mengetahui kondisi rumah Elly, Reni langsung menuju Kantor Kecamatan Tegalsari untuk menyampaikan laporan tersebut.

Dia berharap Pemkot Surabaya bisa secepatnya mengambil tindakan berupa pendataan dan melaksanakan perbaikan.

"Jadi pihak kecamatan melakukan cek ke kelurahan terkait pengajuan dan alokasi bantuan melalui saluran apa dan menjadwalkan pelaksanaannya, jangan menunggu roboh," katanya.

Sebagai informasi, Pemerintah Kota Surabaya telah mengalokasikan terkait kebutuhan prioritas bagi keluarga miskin perihal program "Dandan Omah" atau Rehabilitasi Rumah Tak Layak Huni (Rutilahu) dengan target 1.500 hunian pada tahun 2024.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024