Surabaya - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur meyakini Program Minyakita Kementerian Perdagangan dengan 24 produsen di Indonesia dapat mempermudah mereka melakukan pengawasan distribusi di pasar domestik.
"Program ini murni kerja sama pemerintah dengan pelaku usaha. Bahkan, bukan kegiatan Corporate Social Responsibility/CSR," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Arifin T Hariadi, ditemui dalam Sosialisasi dan Promosi Minyakita, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, program tersebut dikenalkan kepada masyarakat untuk mengantikan minyak goreng curah ke produk kemasan sehingga mata rantai penyalurannya bisa lebih terpantau.
"Ke depan, program ini memiliki efek samping positif terhadap pelaku industri kemasan," ujarnya.
Sementara itu, ia mengaku, dukungan pemerintah terhadap program tersebut seperti pengurusan hak paten merek dan perpajakan.
"Kami juga menanggung Pajak Pertambahan Nilai dan MOU untuk pengadaan Program Minyakita," katanya.
Mengenai produsen minyak goreng nasional yang terlibat dalam program itu, tambah dia, dari 24 perusahaan yang terdaftar sembilan di antaranya sudah siap memproduksi komoditas itu pada saat ini.
"Contoh, PT Mikie Oleo Nabati Industri, Sinarmas Agribusiness and food, Wilmar, PT Panca Nabati Prakarsa, PT Megasurya Mas, PT Salim Ivomas Pratama Tbk, PT Musim Mas, dan Permata," katanya.
Dalam memproduksi minyakita, Marketing PT Megasurya Mas, Hardono, mengurai, siap menghasilkan berapapun yang diminta pasar domestik. Apalagi, pihaknya bisa memproduksi minyak goreng sebanyak 1.000 ton per hari.
"Kami yakin bisa memenuhi permintaan konsumen. Dari konsumsi Jatim sebesar 40.000 ton per tahun, kami sanggup memberikan sumbangan mencapai 15.000 ton," katanya.
Untuk serapan pasar terhadap minyakita, Pedagang Minyakita di Pasar Tambahrejo Surabaya, Hapsah, melanjutkan, animo masyarakat sangat besar mengingat harga jualnya lebih terjangkau dibandingkan komoditas kemasan lainnya.
"Harga jual minyakita di sini Rp9.000-Rp9.500 per liter. Kalau harga minyak goreng curah yang tidak dikemas antara Rp9.200-Rp9.500 per liter sedangkan minyak premium melebihi Rp12.000 per liter," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
Editor : FAROCHA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011