Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengapresiasi upaya penanganan angka kasus stunting di wilayah setempat yang selama ini telah dilakukan oleh pihak perguruan tinggi dan para tenaga kesehatan (nakes).

"Saya mengucapkan terima kasih, karena penurunan stunting ini kami lakukan juga dengan para dokter-dokter dan fakultas kesehatan di Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melalui keterangan resmi di Surabaya, Kamis.

Dia menyebut penanganan persoalan stunting tak bisa apabila hanya mengandalkan peran pemkot, namun harus dibarengi upaya gotong royong dengan pihak-pihak terkait.

"Kami berkolaborasi untuk bersama-sama menurunkan angka stunting demi mencetak generasi emas bebas stunting," ujarnya.

Sementara, Pemkot Surabaya mencatat per hari ini angka stunting yang ada masih tersisa 255 anak

Eri menyatakan upaya penanganan terus dilakukan, hingga Kota Surabaya dinyatakan nol stunting secara keseluruhan.

"Anak-anak ini memang penyembuhannya agak sulit karena memiliki penyakit bawaan, seperti hidrosefalus dan penyakit bawaan lainnya," ucapnya.

Oleh karena itu, aspek utama yang menjadi fokus pemkot adalah menyembuhkan penyakit yang diderita oleh anak-anak tersebut.

Setelah sembuh, pemkot langsung melakukan langkah meningkatkan berat dan tinggi badan dengan memberikan asupan nutrisi.

"Kami konsentrasi kepada 255 anak yang masih stunting, semoga tidak ada lagi penambahan kasus," kata dia.

Sementara, Wali Kota Surabaya memberikan penghargaan kepada 47 lurah dan dua kepala puskesmas karena mampu mewujudkan nol stunting di wilayahnya. 

"Kelurahan yang lain kerja terus, turun dengan niatan ibadah untuk menurunkan angka stunting. Saya yakin perjuangan teman-teman tidak akan pernah sia-sia," tutur dia.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Chandra Hamdani Noor


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024