Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya Enam Pilar Transformasi Kesehatan untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkualitas.
 
Enam Pilar Transformasi Kesehatan tersebut yakni Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, serta Teknologi Kesehatan.
 
"Enam Pilar Transformasi Kesehatan ini menjadi bagian yang secara programatik ada di dalam setiap institusi pemerintah daerah dan institusi pelayanan kesehatan. Sebagai penopang sistem kesehatan ini harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus," katanya dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat.
 
"Enam Pilar Kesehatan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan dengan lebih cepat. Yang mana, ini juga selaras dengan tema HKN ke-59 yakni 'Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju'," tambahnya.
 
Secara khusus, Khofifah mengatakan pilar ketiga transformasi kesehatan yakni transformasi sistem ketahanan kesehatan. Pilar ini memegang peran untuk mempertahankan sistem kesehatan yang baik di tengah ancaman kesehatan global.
 
Implementasi dari transformasi sistem ketahanan kesehatan ini antara lain mencakup produksi hingga distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan (alkes). Sehingga dapat diproduksi di dalam negeri atau memiliki prosentasenya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang memenuhi syarat.
 
"Bagaimana kita menyiapkan alat kesehatan dengan TKDN yang lebih besar persentasenya. Namun yang tidak kalah penting ketika misalnya ada alkes yang sudah mencapai 40 persen TKDN-nya, yang menggunakan alkes harus cukup percaya diri menggunakan alkes itu. Begitu pula untuk industri farmasi," katanya.
 
Hal ini, ujar Khofifah, juga menjadi penguat untuk pilar kelima transformasi di bidang kesehatan yaitu SDM kesehatan. SDM kesehatan ini tidak hanya nakes tapi juga para ahli yang expert dalam memproduksi alkes maupun sediaan farmasinya. Termasuk kolaborasi dengan perguruan tinggi yang punya basic teknologi dan jaringan cukup kuat dalam dan luar negeri.
 
"Dibutuhkan komitmen kuat tidak hanya dari pemerintah, namun juga dari pelaku pelaku industri. Harapannya semua pihak dapat membantu mewujudkan transformasi kesehatan untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
 
Pada kesempatan ini, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri dan dari lingkungan terkecil. Baik lewat gaya hidup, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
 
"Jadi langkah promotif dan preventif harus dikuatkan. Kalau tahun 90-an lebih banyak kuratif dan rehabilitatif, tapi mulai tahun 2000 an preventif dan promotif digencarkan di seluruh dunia. Jadi kelompok yang malas gerak (mager) harus berubah jadi senang gerak (seger)," katanya.
 
“Pemprov Jatim punya 'senam seger'. Dan sekarang berbagai gerakan senam bisa diakses dari youtube. Jadi kita bisa olahraga dimana saja. Jangan jadikan kemajuan digital ini membuat kita mager. Tidak ada alasan untuk tidak olahraga,” ucapnya.
 

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023