Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan pendampingan kepada istri para nelayan untuk mengembangkan usaha ketika nelayan sulit mendapatkan tangkapan ikan yang disebabkan perubahan iklim atau musim paceklik.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief Rachman Kartiono mengemukakan bahwa pendampingan terhadap istri nelayan saat ini tengah berjalan pada kelompok istri nelayan di empat kecamatan, yakni di Blimbingsari, Muncar, Tegaldlimo, dan Kecamatan Pesanggaran.
"Masing-masing kelompok istri nelayan memiliki produk usaha yang berbeda-beda. Namun, keseluruhannya tak lepas dari hasil olahan produk laut," kata Rachman di Banyuwangi, Minggu.
Menurut dia, istri nelayan di Kecamatan Blimbingsari diberi pendampingan membuat produk olahan ikan bakar, sedangkan di Muncar, mereka membuat produk berbagai jenis kerupuk ikan.
Di Kecamatan Tegaldlimo, para istri nelayan membuat olahan dari siput laut dan di Pesanggaran para istri nelayan membuat abon berbahan dasar ikan laut.
Saat ini, kata Rachman, Dinas Perikanan setempat terus berupaya untuk menjangkau lebih luas program pemberdayaan kepada istri nelayan, termasuk daerah-daerah pesisir lainnya akan dijangkau secara bertahap.
"Ada lima kecamatan lain yang masih perlu untuk disentuh. Seperti di Banyuwangi, Kalipuro, Wongsorejo, Kabat, dan Purwoharjo. Kami masih susun dan rancang untuk pelaksanaannya," kata dia.
Rachman menambahkan, kondisi ekonomi keluarga nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapan ikan. Saat ikan melimpah, pundi-pundi yang bisa dibawa pulang juga cukup banyak.
Sementara saat musim paceklik tiba, pemasukan sebagian nelayan nyaris tak ada. Untuk itu, para istri nelayan didampingi untuk membuat produk berkualitas dan memasarkan-nya.
"Dengan demikian, mereka masih akan memiliki penghasilan meski saat musim paceklik. Konsep pemberdayaan istri nelayan memang bertujuan agar mereka masih bisa berpenghasilan meskipun kondisi paceklik ikan," ujar Rachman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief Rachman Kartiono mengemukakan bahwa pendampingan terhadap istri nelayan saat ini tengah berjalan pada kelompok istri nelayan di empat kecamatan, yakni di Blimbingsari, Muncar, Tegaldlimo, dan Kecamatan Pesanggaran.
"Masing-masing kelompok istri nelayan memiliki produk usaha yang berbeda-beda. Namun, keseluruhannya tak lepas dari hasil olahan produk laut," kata Rachman di Banyuwangi, Minggu.
Menurut dia, istri nelayan di Kecamatan Blimbingsari diberi pendampingan membuat produk olahan ikan bakar, sedangkan di Muncar, mereka membuat produk berbagai jenis kerupuk ikan.
Di Kecamatan Tegaldlimo, para istri nelayan membuat olahan dari siput laut dan di Pesanggaran para istri nelayan membuat abon berbahan dasar ikan laut.
Saat ini, kata Rachman, Dinas Perikanan setempat terus berupaya untuk menjangkau lebih luas program pemberdayaan kepada istri nelayan, termasuk daerah-daerah pesisir lainnya akan dijangkau secara bertahap.
"Ada lima kecamatan lain yang masih perlu untuk disentuh. Seperti di Banyuwangi, Kalipuro, Wongsorejo, Kabat, dan Purwoharjo. Kami masih susun dan rancang untuk pelaksanaannya," kata dia.
Rachman menambahkan, kondisi ekonomi keluarga nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapan ikan. Saat ikan melimpah, pundi-pundi yang bisa dibawa pulang juga cukup banyak.
Sementara saat musim paceklik tiba, pemasukan sebagian nelayan nyaris tak ada. Untuk itu, para istri nelayan didampingi untuk membuat produk berkualitas dan memasarkan-nya.
"Dengan demikian, mereka masih akan memiliki penghasilan meski saat musim paceklik. Konsep pemberdayaan istri nelayan memang bertujuan agar mereka masih bisa berpenghasilan meskipun kondisi paceklik ikan," ujar Rachman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023