Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengikuti simulasi penanganan situasi gawat darurat bencana alam gempa Bumi untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB).
"Apapun jenis ancamannya, masyarakat harus mengenali," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto di Surabaya, Rabu.
Simulasi dimulai pukul 10.00 WIB, dengan ditandai bunyi sirene di kantor BPBD Jawa Timur. Seluruh karyawan langsung berjongkok dan bersembunyi di bawah meja yang sudah disiapkan.
Kemudian, mereka langsung mengambil beberapa alat, seperti kursi, buku, dan tas untuk melindungi kepala masing-masing. Tak berselang lama, para pegawai langsung lari berhamburan menuju titik poin di halaman kantor.
Gatot menyebut, simulasi juga bertujuan membiasakan para pegawai BPBD Jawa Timur untuk tanggap mengambil sikap saat terjadi situasi bencana alam.
"Harus disiapkan strategi untuk selamat, termasuk mengetahui rute atau jalur evakuasi, tempat evakuasi, dan cara atau alat apa yang digunakan untuk evakuasi," ujarnya.
Gatot menyebut simulasi ini menjadi jalan mengedukasi pegawai yang selanjutnya bisa diteruskan kepada masyarakat untuk memiliki kepekaan dan pengambilan keputusan melakukan evakuasi.
Diharapkan langkah itu bisa meminimalisir dampak fatal yang ditimbulkan oleh bencana alam, salah satunya meredam banyaknya angka korban jiwa.
"Khusus tahun ini, yang perlu kami tingkatkan adalah latihan evakuasinya," ujarnya.
Sementara, Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Nasional untuk tingkat Provinsi Jawa Timur, bakal berlangsung di Kabupaten Lamongan.
Direncanakan kegiatan tersebut bakal dilaksanakan selama dua hari, yakni tanggal 10 Mei hingga 11 Mei 2023.
Oleh karenanya, diharapkan seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan sepanjang Sungai Bengawan Solo bisa terlibat dalam gelaran kegiatan simulasi bencana banjir, melalui agenda Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Nasional tersebut.
"Selamat Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2023. Siap untuk selamat," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Apapun jenis ancamannya, masyarakat harus mengenali," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto di Surabaya, Rabu.
Simulasi dimulai pukul 10.00 WIB, dengan ditandai bunyi sirene di kantor BPBD Jawa Timur. Seluruh karyawan langsung berjongkok dan bersembunyi di bawah meja yang sudah disiapkan.
Kemudian, mereka langsung mengambil beberapa alat, seperti kursi, buku, dan tas untuk melindungi kepala masing-masing. Tak berselang lama, para pegawai langsung lari berhamburan menuju titik poin di halaman kantor.
Gatot menyebut, simulasi juga bertujuan membiasakan para pegawai BPBD Jawa Timur untuk tanggap mengambil sikap saat terjadi situasi bencana alam.
"Harus disiapkan strategi untuk selamat, termasuk mengetahui rute atau jalur evakuasi, tempat evakuasi, dan cara atau alat apa yang digunakan untuk evakuasi," ujarnya.
Gatot menyebut simulasi ini menjadi jalan mengedukasi pegawai yang selanjutnya bisa diteruskan kepada masyarakat untuk memiliki kepekaan dan pengambilan keputusan melakukan evakuasi.
Diharapkan langkah itu bisa meminimalisir dampak fatal yang ditimbulkan oleh bencana alam, salah satunya meredam banyaknya angka korban jiwa.
"Khusus tahun ini, yang perlu kami tingkatkan adalah latihan evakuasinya," ujarnya.
Sementara, Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Nasional untuk tingkat Provinsi Jawa Timur, bakal berlangsung di Kabupaten Lamongan.
Direncanakan kegiatan tersebut bakal dilaksanakan selama dua hari, yakni tanggal 10 Mei hingga 11 Mei 2023.
Oleh karenanya, diharapkan seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan sepanjang Sungai Bengawan Solo bisa terlibat dalam gelaran kegiatan simulasi bencana banjir, melalui agenda Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Nasional tersebut.
"Selamat Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2023. Siap untuk selamat," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023