Trenggalek - Penyerapan anggaran belanja modal di Dinas Pekerjaan Umum, Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, hingga semester kedua tahun ini baru mencapai lima (5) persen. "Belanja modal itu ada dua jenis yaitu biaya umum dan biaya konstruksi, sehingga yang bisa kami serap saat ini untuk biaya umumnya. Biaya umum ini untuk administrasi dan jasa pihak ketiga," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, M Sholeh, dikonfirmasi usai "hearing" dengan komisi III DPRD setempat, Kamis. Ia menyebut, saat ini separuh lebih proyek konstruksi di Dinas Binamarga masih dalam tahap persiapan pengerjaan. Sedangkan sisanya, sampai saat ini masih baru dilakukan proses tender ulang. "Untuk yang 23 paket baru sudah kami keluarkan SPMK (surat perintah mulai kerja) tanggal 25 Juli yang lalu. Jadi, saat ini masih persiapan pengerjaan. Sedangkan untuk yang 37 paket sekarang masih dilakukan evaluasi dan kemungkinan harus tender ulang," tandasnya. Meskipun mengalami keterlambatan dalam melaksanakan proyek, Sholeh optimistis dinasnya mampu melakukan penyerapan anggaran secara maksimal hingga akhir tahun nanti. "Yakinlah seluruh pekerjaan bisa dilaksanakan. Nanti tanggal 8 September akan kami terbitkan SPMK untuk yang 37 paket itu, dengan pertimbanga , waktu 30 hari kerja untuk pengerjaan jalan dan 100 hari kerja untuk perbaikan/pembangunan jembatan," terang dia. Sementara itu, untuk penyerapan anggaran rutin, dinas yang beralamat di jalan Supriyadi tersebut saat ini telah mampu malakukan penyerapan 50 persen anggaran. Menanggapi pemaparan tersebut, sekretaris komisi III DPRD Trenggalek, Mugianto mengaku kecewa atas minimnya penyerapan anggaran belanja modal, ia menilai dinas binamarga kurang cekatan dalam melaksanakan pekerjaan. Anggota dewan dari Partai Demokrat ini lantas membandingkan dengan kabupaten/kota lain yang telah mulai melakukan penyerapan anggaran belanja modal dengan dimulainya pengerjaan proyek fisik. "Kenapa Kabupaten Trenggalek tidak bisa seperti kabupaten maupun kota-kota lainnya, mestinya saat ini proyek proyek itu sudah dimulai pengerjaanya, masak waktu sampai semester kedua belum dimulai," kata pria yang akrab disapa Obeng ini. Sedangkan Mohamad Sholeh beralasan molornya penyerapan angaran salah satunya disebabkan oleh lamanya proses perencanaan pekerjaan. "Sebelum melaksanakan proyek, kami terlebih dahulu melakukan persiapan berupa perencanaan, itu harus melibatkan pihak ketiga, sehingga juga membutuhkan waktu tersendiri, selian itu proses tender ulang separo proyek inijuga ikut mempengaruhi," katanya. Sholeh memprediksi, pada tahun tahun depan pelaksanaan proyek di Trenggalek akan tetap mengalami keterlambatan apabila tidak dilakukan perubahan pola perencanaan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011