Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Timur menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2022 kepada DPRD dan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun.
Kepala Perwakilan BPK Jawa Timur Karyadi dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan penyerahan LHP kali ini menjadi penyerahan pertama untuk pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2022 di Jawa Timur.
"Sebelumnya, Pemerintah Kota Madiun menjadi pemerintah daerah pertama yang menyampaikan LKPD Tahun Anggaran 2022 Unaudited kepada BPK pada 17 Januari 2023 lalu," ucapnya.
Menurut dia, berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan BPK atas LKPD Kota Madiun TA 2022, pihaknya memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Dengan opini tersebut, lanjutnya, Pemkot Madiun mempertahankan raihan opini WTP selama enam tahun berturut-turut sejak 2017.
Meski begitu, dalam pemeriksaan, pihaknya masih menemukan beberapa permasalahan dalam pengelolaan keuangan daerah meskipun hal tersebut tidak mempengaruhi kewajaran atas penyajian laporan keuangan Pemkot Madiun.
"Diantaranya, pengelolaan Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Perdagangan belum memadai, kekurangan volume atas sebelas paket Pekerjaan Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, kemudian penatausahaan Aset Tetap pada Pemkot Madiun belum tertib," ujarnya.
Sebelum LHP atas LKPD Tahun Anggaran 2022 diserahkan, menurut dia, pihaknya telah meminta tanggapan kepada Pemkot Madiun atas Konsep Hasil Pemeriksaan BPK, termasuk rencana aksi yang akan dilaksanakan oleh pemkot setempat.
Pihaknya berharap, rekomendasi BPK atas beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan dapat ditindaklanjuti dengan baik oleh sehingga tata kelola keuangannya menjadi lebih akuntabel.
"Meski memperoleh opini WTP, kami minta Pemkot Madiun tetap serius menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan BPK dalam LHP," ucapnya.
Hal tersebut, lanjutnya juga telah tertuang di Pasal 20 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengamanatkan pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi LHP.
"Pejabat juga wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima," katanya.
Pemeriksaan tersebut, didampingi oleh Kepala Subauditorat Jatim II Ratna Agustini Kusumaningtias saat menyerahkan LHP atas LKPD TA 2022 kepada Ketua DPRD Kota Madiun Andi Raya Bagus Miko Saputra dan Wali Kota Madiun H. Maidi yang bertempat di Kantor BPK Jawa Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Perwakilan BPK Jawa Timur Karyadi dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan penyerahan LHP kali ini menjadi penyerahan pertama untuk pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2022 di Jawa Timur.
"Sebelumnya, Pemerintah Kota Madiun menjadi pemerintah daerah pertama yang menyampaikan LKPD Tahun Anggaran 2022 Unaudited kepada BPK pada 17 Januari 2023 lalu," ucapnya.
Menurut dia, berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan BPK atas LKPD Kota Madiun TA 2022, pihaknya memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Dengan opini tersebut, lanjutnya, Pemkot Madiun mempertahankan raihan opini WTP selama enam tahun berturut-turut sejak 2017.
Meski begitu, dalam pemeriksaan, pihaknya masih menemukan beberapa permasalahan dalam pengelolaan keuangan daerah meskipun hal tersebut tidak mempengaruhi kewajaran atas penyajian laporan keuangan Pemkot Madiun.
"Diantaranya, pengelolaan Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Perdagangan belum memadai, kekurangan volume atas sebelas paket Pekerjaan Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, kemudian penatausahaan Aset Tetap pada Pemkot Madiun belum tertib," ujarnya.
Sebelum LHP atas LKPD Tahun Anggaran 2022 diserahkan, menurut dia, pihaknya telah meminta tanggapan kepada Pemkot Madiun atas Konsep Hasil Pemeriksaan BPK, termasuk rencana aksi yang akan dilaksanakan oleh pemkot setempat.
Pihaknya berharap, rekomendasi BPK atas beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan dapat ditindaklanjuti dengan baik oleh sehingga tata kelola keuangannya menjadi lebih akuntabel.
"Meski memperoleh opini WTP, kami minta Pemkot Madiun tetap serius menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan BPK dalam LHP," ucapnya.
Hal tersebut, lanjutnya juga telah tertuang di Pasal 20 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengamanatkan pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi LHP.
"Pejabat juga wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima," katanya.
Pemeriksaan tersebut, didampingi oleh Kepala Subauditorat Jatim II Ratna Agustini Kusumaningtias saat menyerahkan LHP atas LKPD TA 2022 kepada Ketua DPRD Kota Madiun Andi Raya Bagus Miko Saputra dan Wali Kota Madiun H. Maidi yang bertempat di Kantor BPK Jawa Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023