Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin meminta semua elemen terlibat dalam menurunkan angka kekerdilan atau stunting di Kota Probolinggo, Jawa Timur.
"Stunting merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan bersama-sama pula. Semua elemen bertanggung jawab untuk mencegah dan mengendalikannya," katanya saat membuka Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting bagi warga Kelurahan Triwung Lor Probolinggo, Senin.
Menurutnya elemen-elemen tersebut harus diperkuat dengan memberikan edukasi terhadap kader-kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama maupun RT/RW di lingkungan tersebut yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat.
"Ada beberapa tahapan yang harus dipantau agar calon-calon generasi masa depan itu terhindar dari stunting," ucapnya.
Ia menjelaskan tahap pertama yakni mencegah anak-anak melakukan pernikahan dini karena dengan pernikahan dini anak-anak belum siap dengan perkawinan, sehingga harus ada edukasi kepada mereka untuk mencegah melakukan pernikahan dini dan hamil muda.
Tahap lainnya dengan memberikan gizi kepada ibu hamil dan selalu memberikan ASI maupun gizi yang seimbang apabila anak tersebut sudah berumur dua tahun lebih.
"Ibu hamil harus dikontrol setiap bulannya, bagaimana perkembangan janinnya. Apalagi sekarang di setiap puskesmas ada USG, sehingga harus dimanfaatkan. Itu karena gratis," katanya.
Sementara salah satu peserta sosialisasi, Yeni mengatakan acara serupa sudah sering diadakan oleh Pemkot Probolinggo dalam menekan kasus kekerdilan di Kota Probolinggo, sehingga pihaknya selalu semangat untuk mengikuti.
"Sebagai pengingat lagi agar terus semangat mengajak ibu, balita dan ibu hamil untuk datang ke posyandu. Kami akan menjelaskan kepada mereka tentang pentingnya posyandu dan kontrol kesehatan selama hamil," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Stunting merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan bersama-sama pula. Semua elemen bertanggung jawab untuk mencegah dan mengendalikannya," katanya saat membuka Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting bagi warga Kelurahan Triwung Lor Probolinggo, Senin.
Menurutnya elemen-elemen tersebut harus diperkuat dengan memberikan edukasi terhadap kader-kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama maupun RT/RW di lingkungan tersebut yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat.
"Ada beberapa tahapan yang harus dipantau agar calon-calon generasi masa depan itu terhindar dari stunting," ucapnya.
Ia menjelaskan tahap pertama yakni mencegah anak-anak melakukan pernikahan dini karena dengan pernikahan dini anak-anak belum siap dengan perkawinan, sehingga harus ada edukasi kepada mereka untuk mencegah melakukan pernikahan dini dan hamil muda.
Tahap lainnya dengan memberikan gizi kepada ibu hamil dan selalu memberikan ASI maupun gizi yang seimbang apabila anak tersebut sudah berumur dua tahun lebih.
"Ibu hamil harus dikontrol setiap bulannya, bagaimana perkembangan janinnya. Apalagi sekarang di setiap puskesmas ada USG, sehingga harus dimanfaatkan. Itu karena gratis," katanya.
Sementara salah satu peserta sosialisasi, Yeni mengatakan acara serupa sudah sering diadakan oleh Pemkot Probolinggo dalam menekan kasus kekerdilan di Kota Probolinggo, sehingga pihaknya selalu semangat untuk mengikuti.
"Sebagai pengingat lagi agar terus semangat mengajak ibu, balita dan ibu hamil untuk datang ke posyandu. Kami akan menjelaskan kepada mereka tentang pentingnya posyandu dan kontrol kesehatan selama hamil," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023