Sebanyak 350 pesepeda dari 73 kota dan 21 provinsi mengikuti ajang balap sepeda "Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2022".
Ratusan pesepeda dari Sumatera hingga Papua itu, bersepeda menempuh total jarak 105,8 kilometer untuk menuju garis finish di Gantasan, lereng Gunung Ijen.
"Selamat bertanding. Semoga bisa membayar rasa penasaran para peserta yang ingin menjajal rute tanjakan di lereng Gunung Ijen," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu.
Menurut dia, sejak awal Banyuwangi membangun branding pariwisata dengan menggunakan ikon Ijen. Branding itu kemudian salah satunya dibangun lewat even sepeda. Dari sana muncullah International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI).
"Jadi, sejak awal kota ini memang membangun branding pariwisata salah satunya ramah untuk pesepeda. Kami menawarkan banyak opsi rute jika bersepeda di Banyuwangi, salah satunya menikmati tanjakan Ijen," katanya.
Sementara itu, Ketua ISSI Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan, Banyuwangi Bluefire Ijen KOM Challenge merupakan even sudah dinantikan sejak lama. Ia berharap mampu menghadirkan multiplier effect bagi masyarakat Banyuwangi.
"Saya yakin, hotel, restoran, UMKM terutama yang bergerak di bidang oleh-oleh pasti merasakan dampaknya," katanya.
Founder Mainsepeda.com Azrul Ananda mengatakan even balap sepeda ini sudah bertahun-tahun disiapkan. Namun akibat pandemi, baru sekarang benar-benar bisa direalisasikan.
"Banyuwangi sudah makin siap menjadi tujuan kunjungan pehobi serius dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan, dari mancanegara. Pesepeda wajib merasakan gowes ke Banyuwangi. Tidak banyak kota di Indonesia yang seolah-seolah yang diciptakan untuk cyclist," ujar dia.
Azrul mengatakan, bagi yang belum pernah ke Banyuwangi, even Blue Fire Ijen merupakan ajang yang pas untuk mendapatkan pengalaman penuh di kota yang ada di ujung timur Pulau Jawa itu.
"Pemandangannya, kulinernya, kopinya, keramahan warga, di sini komplet. Apalagi saat ini penerbangan ke Banyuwangi makin banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ratusan pesepeda dari Sumatera hingga Papua itu, bersepeda menempuh total jarak 105,8 kilometer untuk menuju garis finish di Gantasan, lereng Gunung Ijen.
"Selamat bertanding. Semoga bisa membayar rasa penasaran para peserta yang ingin menjajal rute tanjakan di lereng Gunung Ijen," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu.
Menurut dia, sejak awal Banyuwangi membangun branding pariwisata dengan menggunakan ikon Ijen. Branding itu kemudian salah satunya dibangun lewat even sepeda. Dari sana muncullah International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI).
"Jadi, sejak awal kota ini memang membangun branding pariwisata salah satunya ramah untuk pesepeda. Kami menawarkan banyak opsi rute jika bersepeda di Banyuwangi, salah satunya menikmati tanjakan Ijen," katanya.
Sementara itu, Ketua ISSI Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan, Banyuwangi Bluefire Ijen KOM Challenge merupakan even sudah dinantikan sejak lama. Ia berharap mampu menghadirkan multiplier effect bagi masyarakat Banyuwangi.
"Saya yakin, hotel, restoran, UMKM terutama yang bergerak di bidang oleh-oleh pasti merasakan dampaknya," katanya.
Founder Mainsepeda.com Azrul Ananda mengatakan even balap sepeda ini sudah bertahun-tahun disiapkan. Namun akibat pandemi, baru sekarang benar-benar bisa direalisasikan.
"Banyuwangi sudah makin siap menjadi tujuan kunjungan pehobi serius dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan, dari mancanegara. Pesepeda wajib merasakan gowes ke Banyuwangi. Tidak banyak kota di Indonesia yang seolah-seolah yang diciptakan untuk cyclist," ujar dia.
Azrul mengatakan, bagi yang belum pernah ke Banyuwangi, even Blue Fire Ijen merupakan ajang yang pas untuk mendapatkan pengalaman penuh di kota yang ada di ujung timur Pulau Jawa itu.
"Pemandangannya, kulinernya, kopinya, keramahan warga, di sini komplet. Apalagi saat ini penerbangan ke Banyuwangi makin banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022