Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat turunnya harga sejumlah komoditas, utamanya cabai rawit memicu terjadinya deflasi sebesar 0,42 persen di daerah setempat pada Agustus 2022 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,38.
"Pada Agustus 2022, Kota Madiun mengalami deflasi 0,42 persen. Angka ini jauh di bawah inflasi Jawa Timur 0,09 persen. Namun, di atas deflasi nasional, yakni 0,21 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny, Selasa.
Adapun komoditas pemicu deflasi di antaranya harga cabai rawit yang turun dengan andil sebesar -0,2308 persen. Kemudian bawang merah, minyak goreng, daging ayam ras, telepon seluler, cabai merah, dan tarif kereta api.
Baca juga: Di Kota Malang, penurunan harga cabai rawit pengaruhi deflasi 0,03 persen
"Pemicu utama deflasi adalah turunnya harga cabai. Memang pada Agustus ini di daerah sentra produksi memasuki masa panen, sehingga pasokannya ke Kota Madiun melimpah. Termasuk juga bawang merah," kata dia.
Sedangkan, komoditas penekan deflasi atau pemicu inflasi yaitu naiknya tarif tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, beras, tarif kendaraan roda dua, maupun roda empat daring, serta naiknya harga telur ayam ras.
Karena itu, BPS menegaskan perlu adanya perhatian dari tim pengendali inflasi daerah (TPID) di Kota Madiun. Terutama, pada komoditas telur ayam ras dan beras.
"Dua komoditas tersebut memiliki bobot yang relatif besar dalam penghitungan inflasi daerah, sehingga perlu diwaspadai," katanya.
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar tradisional Jember masih fluktuatif
Sementara itu, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, sebanyak tujuh kabupaten/kota mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,13 persen dengan IHK 112,06; kemudian Probolinggo deflasi 0,65 persen, Banyuwangi deflasi 0,55 persen, Jember deflasi 0,47 persen. Berikutnya Kota Madiun deflasi 0,42 persen, Malang deflasi 0,03 persen, dan Kediri alami deflasi terendah dengan 0,01 persen
Kota Surabaya adalah satu-satunya kota yang mengalami inflasi di bulan agustus 2022, yakni sebesar 0,26 persen dengan IHK 111,91.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Pada Agustus 2022, Kota Madiun mengalami deflasi 0,42 persen. Angka ini jauh di bawah inflasi Jawa Timur 0,09 persen. Namun, di atas deflasi nasional, yakni 0,21 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny, Selasa.
Adapun komoditas pemicu deflasi di antaranya harga cabai rawit yang turun dengan andil sebesar -0,2308 persen. Kemudian bawang merah, minyak goreng, daging ayam ras, telepon seluler, cabai merah, dan tarif kereta api.
Baca juga: Di Kota Malang, penurunan harga cabai rawit pengaruhi deflasi 0,03 persen
"Pemicu utama deflasi adalah turunnya harga cabai. Memang pada Agustus ini di daerah sentra produksi memasuki masa panen, sehingga pasokannya ke Kota Madiun melimpah. Termasuk juga bawang merah," kata dia.
Sedangkan, komoditas penekan deflasi atau pemicu inflasi yaitu naiknya tarif tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, beras, tarif kendaraan roda dua, maupun roda empat daring, serta naiknya harga telur ayam ras.
Karena itu, BPS menegaskan perlu adanya perhatian dari tim pengendali inflasi daerah (TPID) di Kota Madiun. Terutama, pada komoditas telur ayam ras dan beras.
"Dua komoditas tersebut memiliki bobot yang relatif besar dalam penghitungan inflasi daerah, sehingga perlu diwaspadai," katanya.
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar tradisional Jember masih fluktuatif
Sementara itu, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, sebanyak tujuh kabupaten/kota mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,13 persen dengan IHK 112,06; kemudian Probolinggo deflasi 0,65 persen, Banyuwangi deflasi 0,55 persen, Jember deflasi 0,47 persen. Berikutnya Kota Madiun deflasi 0,42 persen, Malang deflasi 0,03 persen, dan Kediri alami deflasi terendah dengan 0,01 persen
Kota Surabaya adalah satu-satunya kota yang mengalami inflasi di bulan agustus 2022, yakni sebesar 0,26 persen dengan IHK 111,91.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022