Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa penurunan harga komoditas cabai rawit sebesar 40,71 persen memberikan andil yang sangat besar terhadap deflasi 0,03 persen pada Agustus 2022.

Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini dalam jumpa pers secara virtual, Kamis, mengatakan bahwa penurunan harga cabai rawit tersebut memberikan andil terhadap deflasi Kota Malang sebesar 0,18 persen.

"Sektor hortikultura memasuki panen dan bobotnya besar serta memiliki dampak cukup besar. Cabai rawit turun 40,71 persen dengan andil terhadap deflasi mencapai 0,18 persen," ujarnya.

Erny menjelaskan, selain penurunan harga cabai rawit, komoditas lain yang juga mempengaruhi deflasi Kota Malang adalah harga bawang merah turun 34,92 persen dengan andil 0,14 persen, minyak goreng turun 10,07 persen dan memberikan andil sebesar 0,11 persen.

Selain itu, harga daging ayam ras juga tercatat mengalami penurunan sebesar 3,71 persen dan memberikan andil 0,05 persen, kemudian harga cabai merah turun 19,9 persen, tomat 26,74 persen dan emas perhiasan turun 0,74 persen.

"Deflasi bukan karena perlambatan, tapi ada sejumlah upaya dari Tim Pengendali Inflasi Daerah yang responsif terhadap kenaikan harga," katanya.

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi pada Agustus 2022 di Kota Malang antara lain adalah kenaikan biaya masuk perguruan tinggi sebesar 3,35 persen dengan andil 0,10 persen, beras naik 2,66 persen dan memberikan andil 0,08 persen.

Kemudian, tarif angkutan udara naik sebesar 3,4 persen, air kemasan 4 persen, serta telur ayam ras naik 3,27 persen yang memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen.

"Kelompok pendidikan, tarif masuk perguruan tinggi memberikan penyumbang untuk inflasi, selain itu juga permintaan tiket angkutan udara juga tinggi," katanya.

BPS Kota Malang menyatakan, jika dilihat dari kelompok pengeluaran hanya ada satu kelompok yang mengalami deflasi yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok pengeluaran tersebut tercatat mengalami deflasi sebesar 1,59 persen.

Untuk kelompok pengeluaran lain, kelompok pendidikan naik 1,45 persen, pakaian dan alas kaki 0,76 persen, transportasi 0,65 persen, penyedia makanan dan minuman atau restoran naik 0,55 persen.

Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya naik 0,54 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,32 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,2 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,08 persen, kesehatan 0,01 persen. Sementara kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan tetap.

"Dari 11 kelompok pengeluaran, ada satu kelompok mengalami deflasi makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi 1,59 persen dengan andil 0,37 persen," katanya.

Tercatat, inflasi tahun kalender Kota Malang sebesar 4,71 persen dan inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 5,94 persen. Pada Agustus 2022 di Jatim, tercatat ada sebanyak tujuh kota yang mengalami deflasi dan hanya Surabaya yang mengalami inflasi sebesar 0,26 persen.

Deflasi terdalam terjadi di Sumenep sebesar 1,10 persen dan terendah di Kediri sebesar 0,01 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022