Satu orang nelayan meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka setelah perahu yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dihantam ombak di perairan laut selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
"Sebuah perahu jukung yang ditumpangi satu nakhoda dan dua nelayan terbalik dihantam ombak setinggi dua meter di perairan Plawangan Puger," kata Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Jember AKP M. Na'i saat dikonfirmasi per telepon di Jember.
Baca juga: Empat perahu hancur diterjang ombak di Puger Jember, satu ABK hilang
Menurutnya, korban meninggal adalah nakhoda perahu bernama Hanafi (50), warga Desa Pugerkulon, Kecamatan Puger, yang mengalami luka pendarahan di bagian kepala.
"Dua nelayan yang selamat, yakni Ahmad Nur (55) dan Agil Jubran (17), keduanya warga Desa Pugerkulon yang mengalami luka-luka di bagian kepala, kaki, dan tangan. Mereka masih dirawat di Puskesmas Puger," tuturnya.
Baca juga: Tim SAR gabungan perluas area pencarian korban tenggelam di Puger Jember
Ia menjelaskan kronologis kejadiannya ketiga korban menggunakan perahu jenis jukung yang bertuliskan Aliya hendak melaut mencari ikan dan sesampainya di perairan Plawangan Puger tiba-tiba ombak besar datang dengan ketinggian 2 meter.
"Perahu jukung tersebut dihantam ombak hingga terbalik dan menghantam pemecah ombak di Plawangan Puger. Ketiga korban sempat hanyut di sekitar lokasi," ungkapnya.
Baca juga: Satu ABK hilang di Puger Jember belum ditemukan
Warga yang mengetahui kejadian itu segera menghubungi Kantor Satpolair agar dilakukan pertolongan dan mengevakuasi ketiga korban perahu terbalik tersebut.
"Kami segera melakukan pertolongan, namun satu orang yang juga nakhoda perahu meninggal dunia karena hanyut terhantam pemecah ombak (breakwater) dan dua orang ABK selamat," ujarnya.
Na'i menjelaskan semua korban berhasil dievakuasi dan kedua korban selamat juga dilarikan ke Puskesmas Puger untuk mendapat pertolongan karena mengalami luka-luka di bagian tubuhnya.
"Kami mengimbau agar nelayan meningkatkan kewaspadaan-nya terhadap ancaman gelombang tinggi saat melaut dan diimbau tidak melaut saat cuaca buruk demi keselamatan mereka sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Sebuah perahu jukung yang ditumpangi satu nakhoda dan dua nelayan terbalik dihantam ombak setinggi dua meter di perairan Plawangan Puger," kata Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Jember AKP M. Na'i saat dikonfirmasi per telepon di Jember.
Baca juga: Empat perahu hancur diterjang ombak di Puger Jember, satu ABK hilang
Menurutnya, korban meninggal adalah nakhoda perahu bernama Hanafi (50), warga Desa Pugerkulon, Kecamatan Puger, yang mengalami luka pendarahan di bagian kepala.
"Dua nelayan yang selamat, yakni Ahmad Nur (55) dan Agil Jubran (17), keduanya warga Desa Pugerkulon yang mengalami luka-luka di bagian kepala, kaki, dan tangan. Mereka masih dirawat di Puskesmas Puger," tuturnya.
Baca juga: Tim SAR gabungan perluas area pencarian korban tenggelam di Puger Jember
Ia menjelaskan kronologis kejadiannya ketiga korban menggunakan perahu jenis jukung yang bertuliskan Aliya hendak melaut mencari ikan dan sesampainya di perairan Plawangan Puger tiba-tiba ombak besar datang dengan ketinggian 2 meter.
"Perahu jukung tersebut dihantam ombak hingga terbalik dan menghantam pemecah ombak di Plawangan Puger. Ketiga korban sempat hanyut di sekitar lokasi," ungkapnya.
Baca juga: Satu ABK hilang di Puger Jember belum ditemukan
Warga yang mengetahui kejadian itu segera menghubungi Kantor Satpolair agar dilakukan pertolongan dan mengevakuasi ketiga korban perahu terbalik tersebut.
"Kami segera melakukan pertolongan, namun satu orang yang juga nakhoda perahu meninggal dunia karena hanyut terhantam pemecah ombak (breakwater) dan dua orang ABK selamat," ujarnya.
Na'i menjelaskan semua korban berhasil dievakuasi dan kedua korban selamat juga dilarikan ke Puskesmas Puger untuk mendapat pertolongan karena mengalami luka-luka di bagian tubuhnya.
"Kami mengimbau agar nelayan meningkatkan kewaspadaan-nya terhadap ancaman gelombang tinggi saat melaut dan diimbau tidak melaut saat cuaca buruk demi keselamatan mereka sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022