Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang melakukan upaya antisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayah setempat.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang Anton Pramujiono di Kota Malang, Selasa mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran PMK pada hewan ternak.

"Kami melakukan pengawasan ke peternak yang tersebar pads empat kecamatan di wilayah Kota Malang," kata Anton.

Anton menjelaskan pengawasan tersebut dilakukan oleh tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang pada peternak di Kecamatan Sukun, Blimbing, Kedungkandang, dan Kecamatan Lowokwaru.

Menurutnya, selain melakukan pengawasan, juga dilakukan upaya komunikasi, informasi dan edukasi tentang penyakit mulut dan kuku tersebut kepada para peternak yang ada di empat kecamatan tersebut.

"Selain itu, kami juga melakukan komunikasi, informasi dan edukasi tentang penyakit mulut dan kuku kepada para peternak yang ada," ujarnya.

Menurut data Dispangtan, di Kota Malang ada sekitar 550 peternak sapi dengan jumlah populasi lebih dari 2.800 ekor. Sementara untuk peternak kambing sebanyak 200 orang dengan populasi 1.200 ekor.

Mengenai temuan kasus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di wilayah Kota Malang, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan laporan dari masyarakat. Namun, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada.

Jika hewan ternak mengalami gejala demam tinggi, kepincangan dan mengeluarkan air liur berlebihan dari mulut, terdapat luka di dalam mulut dan luka di area kuku, ia meminta para peternak untuk segera melapor dan mendatangi dinas terkait.

"Untuk saat ini masih belum ditemukan gejala PMK di Kota Malang. Jika para peternak menemukan gejala tersebut, kami minta untuk segera menghubungi kami," ujarnya.

Ribuan ternak di wilayah Jawa Timur dilaporkan terinfeksi PMK. Tercatat, 1.247 ekor sapi yang ada di wilayah Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan dan Gresik terinfeksi PMK. PMK merupakan penyakit hewan menular akibat serangan virus kepada hewan ternak.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022