Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan dalam mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 utamanya varian Omicron, terlebih saat ini status Banyuwangi naik dari PPKM Level 1 menjadi Level 2.
"Kami meninjau kesiapan rumah sakit daerah apabila nantinya ada lonjakan kasus COVID-19. Namun, semoga saja tidak terjadi," ujar Bupati Ipuk usai meninjau RSUD Blambangan, Banyuwangi, Selasa.
Di RSUD Blambangan, Ipuk meninjau ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi dan ICU (intensive care unit), serta ruangan yang nantinya bisa digunakan untuk perawatan pasien COVID-19 apabila terjadi lonjakan. Selain itu juga meninjau ketersediaan oksigen di rumah sakit tersebut.
Saat ini, kasus aktif virus corona (COVID-19) di Kabupaten Banyuwangi tercatat cukup tinggi, yakni ada 192 kasus, namun hanya 10 pasien yang dirawat di RSUD Blambangan.
"Saat ini kami mempersiapkan semuanya, mulai dari tempat tidur, obat-obatan dan oksigen. Selain itu, salah satu yang harus dipersiapkan lagi adalah tambahan tenaga kesehatan. Sebelumnya, kami sudah melakukan perekrutan relawan. Jika nanti ada lonjakan kasus akan kami rekrut kembali. Namun, semoga saja tidak ada lonjakan seperti pada pertengahan 2021 lalu," kata Ipuk.
Sementara itu, Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengemukakan pihaknya telah mengirimkan 20 sampel hasil tes usap pasien dari kasus aktif di Banyuwangi ke Surabaya untuk memastikan jenis varian virus corona itu.
"Sebanyak 20 sampel dari kasus aktif telah dikirim ke Surabaya. Kami menunggu hasilnya," ujarnya.
Ia menambahkan apabila terjadi lonjakan, RSUD Blambangan Banyuwnagi akan melakukan skema-skema perencanaan. Saat ini telah mempersiapkan sarana, obat-obatan, oksigen, dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami meninjau kesiapan rumah sakit daerah apabila nantinya ada lonjakan kasus COVID-19. Namun, semoga saja tidak terjadi," ujar Bupati Ipuk usai meninjau RSUD Blambangan, Banyuwangi, Selasa.
Di RSUD Blambangan, Ipuk meninjau ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi dan ICU (intensive care unit), serta ruangan yang nantinya bisa digunakan untuk perawatan pasien COVID-19 apabila terjadi lonjakan. Selain itu juga meninjau ketersediaan oksigen di rumah sakit tersebut.
Saat ini, kasus aktif virus corona (COVID-19) di Kabupaten Banyuwangi tercatat cukup tinggi, yakni ada 192 kasus, namun hanya 10 pasien yang dirawat di RSUD Blambangan.
"Saat ini kami mempersiapkan semuanya, mulai dari tempat tidur, obat-obatan dan oksigen. Selain itu, salah satu yang harus dipersiapkan lagi adalah tambahan tenaga kesehatan. Sebelumnya, kami sudah melakukan perekrutan relawan. Jika nanti ada lonjakan kasus akan kami rekrut kembali. Namun, semoga saja tidak ada lonjakan seperti pada pertengahan 2021 lalu," kata Ipuk.
Sementara itu, Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengemukakan pihaknya telah mengirimkan 20 sampel hasil tes usap pasien dari kasus aktif di Banyuwangi ke Surabaya untuk memastikan jenis varian virus corona itu.
"Sebanyak 20 sampel dari kasus aktif telah dikirim ke Surabaya. Kami menunggu hasilnya," ujarnya.
Ia menambahkan apabila terjadi lonjakan, RSUD Blambangan Banyuwnagi akan melakukan skema-skema perencanaan. Saat ini telah mempersiapkan sarana, obat-obatan, oksigen, dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022