Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, Jawa Timur, memaksimalkan peran bank sampah di masyarakat untuk mengelola sampah menjadi produk yang lebih bernilai sehingga turut serta mengurangi volume sampah.
Kepala DLHKP Kota Kediri Anang Kurniawan, Jumat, mengemukakan saat ini jumlah bank sampah di Kota Kediri ada 115 unit tersebar di seluruh wilayah. Dari jumlah yang terdata itu, hanya sekitar 60 persen yang aktif, sementara sisanya tidak.
"Total 115 itu, sekitar 60 persen yang aktif. Ada anggota tapi tidak ada kegiatan. Untuk itu, tahun 2022 ini target kami memaksimalkan operasional bank sampah," kata Anang di Kediri.
Ia mengatakan, banyak hal positif akan didapat jika operasional bank sampah bisa maksimal. Warga bisa mengolah sampah menjadi hal yang lebih bernilai seperti pupuk maupun ada manfaat ekonomi lainnya yang bisa didapat.
Selain itu, dengan memaksimalkan peran bank sampah, secara tidak langsung bisa mengurangi volume sampah di Kota Kediri.
Saat ini volume sampah yang dihasilkan dari rumah tangga maupun sektor lainnya antara 140-150 ton per hari. Sampah-sampah itu dibuang ke TPA Klotok, Kota Kediri. Dengan volume itu, diperkirakan TPA mampu menampung hingga 2023.
"Ini bagus (bank sampah), karena bisa mengurangi timbunan sampah di TPA (tempat pembuangan akhir) sekaligus warga juga dari sisi ekonomi," ujar dia.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga sudah mengunjungi salah satu bank sampah di Kota Kediri, yakni Bank Sampah Dewi Sekartaji di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Dalam kunjungannya, pengurus juga mengenalkan digitalisasi bank sampah melalui aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri.
Menurut Wali Kota Kediri, aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri sangat membantu petugas bank sampah maupun nasabah dari bank sampah. Dalam aplikasi ini memudahkan pemantauan data sampah secara aktual dan real time.
Selain itu, dalam aplikasi tersebut juga memuat informasi mengenai harga jual dari setiap jenis sampah yang disetor ke bank sampah. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Playstore.
"Banyak warga yang tidak tahu mau dijual berapa dan nilai ekonomisnya berapa dari sampah yang akan disetor. Nanti juga bisa didaur ulang sampah yang terkumpul ini," kata Wali Kota.
Wali Kota Kediri menambahkan ke depan aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri ini akan terus dikembangkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah bisa mengurangi sampah. Karena banyak sekali permasalahan yang timbul akibat dari sampah ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala DLHKP Kota Kediri Anang Kurniawan, Jumat, mengemukakan saat ini jumlah bank sampah di Kota Kediri ada 115 unit tersebar di seluruh wilayah. Dari jumlah yang terdata itu, hanya sekitar 60 persen yang aktif, sementara sisanya tidak.
"Total 115 itu, sekitar 60 persen yang aktif. Ada anggota tapi tidak ada kegiatan. Untuk itu, tahun 2022 ini target kami memaksimalkan operasional bank sampah," kata Anang di Kediri.
Ia mengatakan, banyak hal positif akan didapat jika operasional bank sampah bisa maksimal. Warga bisa mengolah sampah menjadi hal yang lebih bernilai seperti pupuk maupun ada manfaat ekonomi lainnya yang bisa didapat.
Selain itu, dengan memaksimalkan peran bank sampah, secara tidak langsung bisa mengurangi volume sampah di Kota Kediri.
Saat ini volume sampah yang dihasilkan dari rumah tangga maupun sektor lainnya antara 140-150 ton per hari. Sampah-sampah itu dibuang ke TPA Klotok, Kota Kediri. Dengan volume itu, diperkirakan TPA mampu menampung hingga 2023.
"Ini bagus (bank sampah), karena bisa mengurangi timbunan sampah di TPA (tempat pembuangan akhir) sekaligus warga juga dari sisi ekonomi," ujar dia.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga sudah mengunjungi salah satu bank sampah di Kota Kediri, yakni Bank Sampah Dewi Sekartaji di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Dalam kunjungannya, pengurus juga mengenalkan digitalisasi bank sampah melalui aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri.
Menurut Wali Kota Kediri, aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri sangat membantu petugas bank sampah maupun nasabah dari bank sampah. Dalam aplikasi ini memudahkan pemantauan data sampah secara aktual dan real time.
Selain itu, dalam aplikasi tersebut juga memuat informasi mengenai harga jual dari setiap jenis sampah yang disetor ke bank sampah. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Playstore.
"Banyak warga yang tidak tahu mau dijual berapa dan nilai ekonomisnya berapa dari sampah yang akan disetor. Nanti juga bisa didaur ulang sampah yang terkumpul ini," kata Wali Kota.
Wali Kota Kediri menambahkan ke depan aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri ini akan terus dikembangkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah bisa mengurangi sampah. Karena banyak sekali permasalahan yang timbul akibat dari sampah ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022