Gas metana di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Seboro di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dimanfaatkan untuk sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
"Pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi alternatif telah dilakukan di TPA Seboro Kecamatan Krejengan melalui tahapan pengumpulan gas, penyaluran gas, pemurnian gas dan pemanfaatan gas," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi di Probolinggo, Rabu.
Dia menjelaskan timbunan sampah yang mengandung sampah organik yang ada di TPA Seboro akan terurai secara anaerob dan menyebabkan timbulnya gas bio atau land fill gas (LFG) yang didominasi oleh gas metana (CH4).
"Gas metana yang diproduksi oleh sektor persampahan merupakan sumber emisi Gas Rumah Kaca. Gas metana yang tidak dikelola dengan baik akan terlepas ke atmosfer dan berkontribusi pada pemanasa global," tuturnya.
Ia menjelaskan pengumpulan atau penangkapan gas metana dilakukan dengan pemasangan pipa pengumpul gas vertikal dan horizontal pada lokasi penimbunan sampah (lahan urug).
"Gas metan yang dihasilkan dari landfill masih bercampur dengan gas lain, sehingga harus dialirkan ke reaktor pemurnian gas," katanya.
Joko menerangkan paradigma pengelolaan sampah yang masih terjadi di sebagian besar daerah di Indonesia adalah kumpul-angkut-buang, sehingga mengakibatkan sampah menumpuk di TPA atau landfill.
"Pengelolaan dan pemanfaatan gas metan di TPA menjadi sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan fasilitas pemurnian gas akan menghasilkan gas metana dengan kualitas tertentu yang diinginkan, sesuai dengan spesifikasi instalasi pemurni gas. Gas yang dihasilkan merupakan gas yang siap pakai untuk dikonversi menjadi energi listrik ataupun bahan bakar.
"Gas metan di TPA Seboro dimanfaatkan sebagai sumber energi pembakaran sebagai pengganti elpiji dengan menghubungkan ke unit kompor, sehingga rumah tangga di sekitar TPA juga dapat memanfaatkan untuk kompor gas," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi alternatif telah dilakukan di TPA Seboro Kecamatan Krejengan melalui tahapan pengumpulan gas, penyaluran gas, pemurnian gas dan pemanfaatan gas," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi di Probolinggo, Rabu.
Dia menjelaskan timbunan sampah yang mengandung sampah organik yang ada di TPA Seboro akan terurai secara anaerob dan menyebabkan timbulnya gas bio atau land fill gas (LFG) yang didominasi oleh gas metana (CH4).
"Gas metana yang diproduksi oleh sektor persampahan merupakan sumber emisi Gas Rumah Kaca. Gas metana yang tidak dikelola dengan baik akan terlepas ke atmosfer dan berkontribusi pada pemanasa global," tuturnya.
Ia menjelaskan pengumpulan atau penangkapan gas metana dilakukan dengan pemasangan pipa pengumpul gas vertikal dan horizontal pada lokasi penimbunan sampah (lahan urug).
"Gas metan yang dihasilkan dari landfill masih bercampur dengan gas lain, sehingga harus dialirkan ke reaktor pemurnian gas," katanya.
Joko menerangkan paradigma pengelolaan sampah yang masih terjadi di sebagian besar daerah di Indonesia adalah kumpul-angkut-buang, sehingga mengakibatkan sampah menumpuk di TPA atau landfill.
"Pengelolaan dan pemanfaatan gas metan di TPA menjadi sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan fasilitas pemurnian gas akan menghasilkan gas metana dengan kualitas tertentu yang diinginkan, sesuai dengan spesifikasi instalasi pemurni gas. Gas yang dihasilkan merupakan gas yang siap pakai untuk dikonversi menjadi energi listrik ataupun bahan bakar.
"Gas metan di TPA Seboro dimanfaatkan sebagai sumber energi pembakaran sebagai pengganti elpiji dengan menghubungkan ke unit kompor, sehingga rumah tangga di sekitar TPA juga dapat memanfaatkan untuk kompor gas," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022