Magetan (Antara Jatim) - Kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) Milangasri di Desa Milangasri, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur hampir melebihi batas kapasitas atau "overload" karena bertambahnya volume sampah yang dibuang ke lokasi tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Magetan Bambang Setiawan, di Magetan, Rabu mengatakan, TPA yang memiliki luas total 5,2 hektare tersebut sudah nyaris penuh dan diprediksi jika tidak ada upaya serius, dalam jangka waktu tiga tahun ke depan telah "overload".
"TPA Milangasri sudah hampir overload karena jumlah sampah yang terus bertambah," ujar Bambang Setiawan kepada wartawan.
Menurut dia, rata-rata jumlah sampah yang masuk ke TPA tersebut mencapai 150 meter kubik setiap harinya. Baik sampah dari pasar tradisional maupun sampah rumah tangga yang diangkut petugas dari tempat pembuangan sementara.
"Hasil pantauan kami, saat ini sudah terisi sekitar 60 persen dari toal kapasitasnya. Pemkab memprediksi tiga tahun lagi TPA tersebut sudah overload jika tidak ada perluasan areal," katanya.
Pihaknya sudah mengajukan penambahan untuk memperluas areal TPA tiap tahun, namun hingga kini belum maksimal terwujud.
"Alasannya karena terkendala anggaran. Dari target di tahun 2016 seluas satu hektare penambahan lahan, hanya terwujud 200 meter persegi saja," kata Bambang.
Melesetnya target itu karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. Pihaknya masih kesulitan menambah lahan seluas 800 meter persegi karena keterbatasan anggaran. Pihaknya terkendala harga tinggi yang dipatok pemilik lahan.
Bambang menuturkan, Dinas Lingkungan Hidup akan tetap menambah lahan di tahun ini. Namun tetap akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran.
"Sebenarnya, kebutuhan penambahan lahan tak hanya satu hektare, tapi bisa saja lebih. Namun, semua kembali kepada anggaran," kata dia.
Untuk pengolahan sampah, pihaknya akan memaksimalkan fasilitas TPA yang ada. Diantaranya diolah untuk menghasilkan gas metan hingga kolam lindi untuk menguraikan sampah.
"Fasilitas tersebut harus disediakan sebagai penunjang penilaian Piala Adipura. Sebelumnya sampah cuma ditumpuk, tidak diolah dengan mesin khusus," tuturnya. (*)