Sekitar 32 ribu kader kesehatan menghadiri apel akbar dalam rangka menghadapi musim pancaroba serta mewaspadai penyakit menjelang Natal dan Tahun Baru 2022 di GOR Sepuluh Nopember, Kota Surabaya, Minggu.
"Hari ini saya tundukkan kepala saya kepada panjenengan (anda) semua, karena panjenengan adalah orang hebat. Surabaya menjadi seperti sekarang ini, bukan karena wali kotanya, bukan karena Pemkot Surabaya. Tapi, Surabaya menjadi seperti saat ini, karena kehebatan para kader kesehatannya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat pimpin apel akbar.
Eri mengatakan, kota ini tidak akan bisa sehat, tanpa adanya peran masyarakat untuk lebih mencintai lingkunganya. Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader kesehatan untuk bersama-sama mengubah perilaku warga menjadi lebih sehat.
Eri menyampaikan, agar perkampungan di Surabaya terhindar dari jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Ia berharap warga bisa menjaga lingkungannya, salah satunya menjaga saluran air supaya lancar dan terhindar dari banjir.
"Kalau menjaga kampung, jangan sampai salurannya itu buntu, biar tidak banjir. Karena itu (saluran) sudah dibangun oleh wali kota sebelumnya, mulai dari zamannya Pak Bambang DH, Bu Risma membangun, ayo dijaga bareng-bareng," kata Eri.
Eri menekankan, upaya menjaga lingkungan di Kota Surabaya tetap bersih, bukan hanya tugas Pemkot Surabaya, tapi juga peran serta masyarakat, menjaga kota ini agar terhindar dari segala macam bencana.
"Nanti kalau banjir, katanya Pak Eri tidak pernah turun? Ya saya lihat dulu warganya, kalau warga tidak ikut turun, ngapain kita harus turun? Tapi kalau warga turun, bersama-sama pemerintah, mau mengubah perilakunya. Kita bisa berterima kasih kepada pemimpin sebelumnya," katanya.
Eri juga mengingatkan para camat dan lurah se-Surabaya, agar turut serta mendampingi para kader kesehatan yang bertugas ke rumah-rumah warga. Karena menurutnya, tugas kader kesehatan adalah tugas Pemkot Surabaya.
"Meriksa jentik di kamar mandi, dipikir enak jadi kader? Yo tidak, kadang-kadang dimarahi, diusir orang. Ketika ada kader yang diperlakukan seperti itu, Camat dan Lurah juga harus hadir, jangan dilepas. Karena ini tugasnya pemkot," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, saat ini kader-kader di Surabaya sudah menjadi satu kesatuan, yakni kader kesehatan. Kader kesehatan mempunyai peran masing-masing, mulai dari menyosialisasikan lingkungan, jumantik, posyandu lansia dan lain sebagainya.
"Total kader di Surabaya itu ada 32.600, tapi tadi yang hadir di GOR Sepuluh Nopember tadi ada 12.400 kader. Mereka digerakkan serentak, kemarin pun sudah bergerak melakukan pemberantasan sarang nyamuk di seluruh kecamatan dan kelurahan untuk menekan angka DBD," kata Febria. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Hari ini saya tundukkan kepala saya kepada panjenengan (anda) semua, karena panjenengan adalah orang hebat. Surabaya menjadi seperti sekarang ini, bukan karena wali kotanya, bukan karena Pemkot Surabaya. Tapi, Surabaya menjadi seperti saat ini, karena kehebatan para kader kesehatannya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat pimpin apel akbar.
Eri mengatakan, kota ini tidak akan bisa sehat, tanpa adanya peran masyarakat untuk lebih mencintai lingkunganya. Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader kesehatan untuk bersama-sama mengubah perilaku warga menjadi lebih sehat.
Eri menyampaikan, agar perkampungan di Surabaya terhindar dari jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Ia berharap warga bisa menjaga lingkungannya, salah satunya menjaga saluran air supaya lancar dan terhindar dari banjir.
"Kalau menjaga kampung, jangan sampai salurannya itu buntu, biar tidak banjir. Karena itu (saluran) sudah dibangun oleh wali kota sebelumnya, mulai dari zamannya Pak Bambang DH, Bu Risma membangun, ayo dijaga bareng-bareng," kata Eri.
Eri menekankan, upaya menjaga lingkungan di Kota Surabaya tetap bersih, bukan hanya tugas Pemkot Surabaya, tapi juga peran serta masyarakat, menjaga kota ini agar terhindar dari segala macam bencana.
"Nanti kalau banjir, katanya Pak Eri tidak pernah turun? Ya saya lihat dulu warganya, kalau warga tidak ikut turun, ngapain kita harus turun? Tapi kalau warga turun, bersama-sama pemerintah, mau mengubah perilakunya. Kita bisa berterima kasih kepada pemimpin sebelumnya," katanya.
Eri juga mengingatkan para camat dan lurah se-Surabaya, agar turut serta mendampingi para kader kesehatan yang bertugas ke rumah-rumah warga. Karena menurutnya, tugas kader kesehatan adalah tugas Pemkot Surabaya.
"Meriksa jentik di kamar mandi, dipikir enak jadi kader? Yo tidak, kadang-kadang dimarahi, diusir orang. Ketika ada kader yang diperlakukan seperti itu, Camat dan Lurah juga harus hadir, jangan dilepas. Karena ini tugasnya pemkot," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, saat ini kader-kader di Surabaya sudah menjadi satu kesatuan, yakni kader kesehatan. Kader kesehatan mempunyai peran masing-masing, mulai dari menyosialisasikan lingkungan, jumantik, posyandu lansia dan lain sebagainya.
"Total kader di Surabaya itu ada 32.600, tapi tadi yang hadir di GOR Sepuluh Nopember tadi ada 12.400 kader. Mereka digerakkan serentak, kemarin pun sudah bergerak melakukan pemberantasan sarang nyamuk di seluruh kecamatan dan kelurahan untuk menekan angka DBD," kata Febria. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021