Bupati Magetan Suprawoto meminta aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemda setempat untuk membeli telur ayam ras dari peternak lokal di wilayah Magetan, Jawa Timur, guna menyerap melimpahnya pasokan akibat turunnya daya beli masyarakat di masa PPKM.
"Pandemi COVID-19 memberikan hikmah kepada kita semua agar menjaga kesehatan, mensyukuri nikmat Tuhan yaitu dengan menjaga kebugaran. Di tengah pandemi, kita harus kuat dengan asupan protein tinggi, sehingga kita perlu melakukan kegiatan seperti pagi ini," ujar Bupati Suprawoto di sela kegiatan Gerakan Beli dan Sedekah Telur Ayam di Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan, Senin.
Gerakan Beli dan Sedekah Telur merupakan kegiatan untuk memfasilitasi pemasaran telur ayam ras peternak lokal Kabupaten Magetan yang anjlok harganya karena daya beli masyarakat menurun di masa pandemi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat tanggal 13-17 September 2021 di Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan.
Bupati menjelaskan kondisi pandemi berimbas pada serapan hasil panen telur ayam ras yang sangat rendah dan ditambah adanya peredaran telur ayam dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Magetan dengan harga yang lebih murah.
Yang paling terdampak dalam masalah tersebut adalah peternak ayam petelur skala kecil yang berjumlah sekitar 1.000 peternak dengan kepemilikan ayam petelur di bawah 3.000 ekor. Akibat kondisi tersebut, peternak ayam petelur skala kecil belum bisa menjual telur sendiri, sedangkan modal dari bank dan kecukupan pakan diperoleh dari pinjaman kemitraan.
"Tujuan kegiatan ini yaitu untuk membantu mengurai masalah peternak ayam petelur skala kecil yang mengalami kerugian akibat turunnya harga jual telur. Sekaligus wujud empati pemerintah daerah dan ASN di Kabupaten Magetan, serta upaya meningkatkan gizi masyarakat dengan harga terjangkau di masa pandemi," kata Bupati.
Ada sekitar 500 kilogram telur ayam ras yang berhasil terserap melalui kegiatan Beli dan Sedekah Telur per harinya. Ratusan kilogram telur tersebut kemudian disedekahkan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri, relawan COVID-19, dan masyarakat kurang mampu.
"Selain untuk membatu pemasaran telur hasil peternak lokal, telur tersebut juga untuk pemenuhan gizi warga sasaran. Dengan demikian, kegiatan tersebut mampu mendorong ekonomi lokal berjalan sekaligus peningkatan imun tubuh di masa pandemi," katanya.
Data Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan mencatat, jumlah peternak ayam petelur di wilayah setempat mencapai 1.200 orang, dengan 1.000 orang di antaranya merupakan peternak skala kecil. Jumlah populasi ternak ayam petelur produktif di Magetan mencapai sebanyak 2 juta ekor.
Sedangkan, jumlah produksi telur harian di Kabupaten Magetan mencapai sebanyak 60 ton, dengan kemampuan serapan harian 20 ton untuk Kabupaten Magetan dan 40 ton untuk dipasarkan keluar Magetan.
Harga telur di tingkat peternak saat ini berkisar antara Rp14.000 sampai dengan Rp15.000 pe kilogram. Padahal harga BEP atau titik impas pemeliharaan mencapai Rp18.000 perkilogram. Dengan kondisi tersebut, budi daya sebanyak 1.000 ekor ayam, peternak merugi Rp200.000 per hari. Sementara harga telur ayam ras di pasaran berkisar antara Rp18.000-Rp19.000 per kilogram.
Bupati Suprawoto menegaskan, keberadaan peternak ayam petelur di Magetan sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah setempat. Usaha tersebut dinilai telah memberikan kontribusi yang luar biasa, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan taraf hidup masyarakat di Magetan. Karenanya harus dipertahankan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Pandemi COVID-19 memberikan hikmah kepada kita semua agar menjaga kesehatan, mensyukuri nikmat Tuhan yaitu dengan menjaga kebugaran. Di tengah pandemi, kita harus kuat dengan asupan protein tinggi, sehingga kita perlu melakukan kegiatan seperti pagi ini," ujar Bupati Suprawoto di sela kegiatan Gerakan Beli dan Sedekah Telur Ayam di Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan, Senin.
Gerakan Beli dan Sedekah Telur merupakan kegiatan untuk memfasilitasi pemasaran telur ayam ras peternak lokal Kabupaten Magetan yang anjlok harganya karena daya beli masyarakat menurun di masa pandemi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat tanggal 13-17 September 2021 di Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan.
Bupati menjelaskan kondisi pandemi berimbas pada serapan hasil panen telur ayam ras yang sangat rendah dan ditambah adanya peredaran telur ayam dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Magetan dengan harga yang lebih murah.
Yang paling terdampak dalam masalah tersebut adalah peternak ayam petelur skala kecil yang berjumlah sekitar 1.000 peternak dengan kepemilikan ayam petelur di bawah 3.000 ekor. Akibat kondisi tersebut, peternak ayam petelur skala kecil belum bisa menjual telur sendiri, sedangkan modal dari bank dan kecukupan pakan diperoleh dari pinjaman kemitraan.
"Tujuan kegiatan ini yaitu untuk membantu mengurai masalah peternak ayam petelur skala kecil yang mengalami kerugian akibat turunnya harga jual telur. Sekaligus wujud empati pemerintah daerah dan ASN di Kabupaten Magetan, serta upaya meningkatkan gizi masyarakat dengan harga terjangkau di masa pandemi," kata Bupati.
Ada sekitar 500 kilogram telur ayam ras yang berhasil terserap melalui kegiatan Beli dan Sedekah Telur per harinya. Ratusan kilogram telur tersebut kemudian disedekahkan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri, relawan COVID-19, dan masyarakat kurang mampu.
"Selain untuk membatu pemasaran telur hasil peternak lokal, telur tersebut juga untuk pemenuhan gizi warga sasaran. Dengan demikian, kegiatan tersebut mampu mendorong ekonomi lokal berjalan sekaligus peningkatan imun tubuh di masa pandemi," katanya.
Data Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan mencatat, jumlah peternak ayam petelur di wilayah setempat mencapai 1.200 orang, dengan 1.000 orang di antaranya merupakan peternak skala kecil. Jumlah populasi ternak ayam petelur produktif di Magetan mencapai sebanyak 2 juta ekor.
Sedangkan, jumlah produksi telur harian di Kabupaten Magetan mencapai sebanyak 60 ton, dengan kemampuan serapan harian 20 ton untuk Kabupaten Magetan dan 40 ton untuk dipasarkan keluar Magetan.
Harga telur di tingkat peternak saat ini berkisar antara Rp14.000 sampai dengan Rp15.000 pe kilogram. Padahal harga BEP atau titik impas pemeliharaan mencapai Rp18.000 perkilogram. Dengan kondisi tersebut, budi daya sebanyak 1.000 ekor ayam, peternak merugi Rp200.000 per hari. Sementara harga telur ayam ras di pasaran berkisar antara Rp18.000-Rp19.000 per kilogram.
Bupati Suprawoto menegaskan, keberadaan peternak ayam petelur di Magetan sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah setempat. Usaha tersebut dinilai telah memberikan kontribusi yang luar biasa, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan taraf hidup masyarakat di Magetan. Karenanya harus dipertahankan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021