Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Probolinggo, Jawa Timur bertambah 16 orang dalam sehari sehingga totalnya menjadi 70 orang.
"Masih adanya masyarakat yang tidak menjalani protokol kesehatan membuat perkembangan pasien COVID-19 di Kota Probolinggo semakin meningkat," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Probolinggo dr Abraar H.S. Kuddah dalam konferensi video di Kota Probolinggo, Rabu.
Dia mengatakan kemungkinan ada kelalaian dari keluarga, tanpa protokol kesehatan membawa keluarganya yang sakit ke Kota Probolinggo, sehingga mereka semua terpapar COVID-19 dan mereka terkonfirmasi positif, meskipun tanpa gejala dan kondisinya baik-baik saja.
"Hal itu menjadi pelajaran, apabila ada keluarga dari luar kota yang sengaja dibawa ke Kota Probolinggo karena kepercayaannya pada RSUD dr Mohamad Saleh karena seharusnya tetap mengikuti prosedur kesehatan," katanya.
Ia menjelaskan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 16 orang dan jumlah itu melonjak tajam karena hasil dari pengambilan tes usap keluar bersamaan, meskipun tes usap dilaksanakan berbeda hari.
"Pengambilan tes usap dilaksanakan pada 20 Juni 2020, kemudian dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan hasilnya keluar pada 1 Juli sebanyak 12 orang dinyatakan positif COVID-19," tuturnya.
Secara rinci data tambahan pasien terkonfirmasi COVID-19, yakni tiga orang dari klaster Surabaya yakni dua warga Kelurahan Tisnonegaran dan satu warga Kelurahan Kademangan, kemudian dua orang warga Kelurahan Triwung Kidul, satu warga Kelurahan Sumber Taman, satu warga Kelurahan Kebonsari Wetan, dan lima warga klaster Sidoarjo berasal dari Kelurahan Triwung Lor.
Pada 29 Juni 2020 juga dilakukan pengambilan tes usap yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya dan hasilnya tiga orang positif yang merupakan warga Kelurahan Jrebeng Wetan, warga Kelurahan Jrebeng Wetan dan Kelurahan Ketapang.
"Berikutnya pada hari ini, seorang warga dari Kelurahan Mayangan diperiksa di RSUD dr Mohamad Saleh dan hasilnya terkonfirmasi positif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr N.H. Hidayati.
Dari penambahan pasien, lanjut dia, transmisi lokal di Kota Probolinggo cukup tinggi, sehingga pengendalian itu bisa dilakukan dengan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.
Selain menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan tidak saling berjabat tangan, hindari kerumunan seperti reuni dan arisan dapat memutus rantai penyebaran COVID-19.
"Kota Probolinggo dengan transmisi lokal berpotensi meningkatkan penyebaran virus corona, sehingga sebaiknya dihindari,".katanya.
Dinkes P2KB bersama RSUD, lanjut dia, telah berupaya seoptimal mungkin dalam melakukan tahapan penanganan COVID-19, seperti tes cepat, pelacakan penyelidikan epidemologi dengan siapa pasien melakukan kontak erat.
Secara umum data COVID-19 di Kota Probolinggo tercatat ODP (Orang Dalam Pemantauan) berjumlah 374 orang, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) 40 orang dengan rincian selesai pengawasan 32 orang, PDP lima orang, dan meninggal lima orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Masih adanya masyarakat yang tidak menjalani protokol kesehatan membuat perkembangan pasien COVID-19 di Kota Probolinggo semakin meningkat," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Probolinggo dr Abraar H.S. Kuddah dalam konferensi video di Kota Probolinggo, Rabu.
Dia mengatakan kemungkinan ada kelalaian dari keluarga, tanpa protokol kesehatan membawa keluarganya yang sakit ke Kota Probolinggo, sehingga mereka semua terpapar COVID-19 dan mereka terkonfirmasi positif, meskipun tanpa gejala dan kondisinya baik-baik saja.
"Hal itu menjadi pelajaran, apabila ada keluarga dari luar kota yang sengaja dibawa ke Kota Probolinggo karena kepercayaannya pada RSUD dr Mohamad Saleh karena seharusnya tetap mengikuti prosedur kesehatan," katanya.
Ia menjelaskan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 16 orang dan jumlah itu melonjak tajam karena hasil dari pengambilan tes usap keluar bersamaan, meskipun tes usap dilaksanakan berbeda hari.
"Pengambilan tes usap dilaksanakan pada 20 Juni 2020, kemudian dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan hasilnya keluar pada 1 Juli sebanyak 12 orang dinyatakan positif COVID-19," tuturnya.
Secara rinci data tambahan pasien terkonfirmasi COVID-19, yakni tiga orang dari klaster Surabaya yakni dua warga Kelurahan Tisnonegaran dan satu warga Kelurahan Kademangan, kemudian dua orang warga Kelurahan Triwung Kidul, satu warga Kelurahan Sumber Taman, satu warga Kelurahan Kebonsari Wetan, dan lima warga klaster Sidoarjo berasal dari Kelurahan Triwung Lor.
Pada 29 Juni 2020 juga dilakukan pengambilan tes usap yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya dan hasilnya tiga orang positif yang merupakan warga Kelurahan Jrebeng Wetan, warga Kelurahan Jrebeng Wetan dan Kelurahan Ketapang.
"Berikutnya pada hari ini, seorang warga dari Kelurahan Mayangan diperiksa di RSUD dr Mohamad Saleh dan hasilnya terkonfirmasi positif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr N.H. Hidayati.
Dari penambahan pasien, lanjut dia, transmisi lokal di Kota Probolinggo cukup tinggi, sehingga pengendalian itu bisa dilakukan dengan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.
Selain menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan tidak saling berjabat tangan, hindari kerumunan seperti reuni dan arisan dapat memutus rantai penyebaran COVID-19.
"Kota Probolinggo dengan transmisi lokal berpotensi meningkatkan penyebaran virus corona, sehingga sebaiknya dihindari,".katanya.
Dinkes P2KB bersama RSUD, lanjut dia, telah berupaya seoptimal mungkin dalam melakukan tahapan penanganan COVID-19, seperti tes cepat, pelacakan penyelidikan epidemologi dengan siapa pasien melakukan kontak erat.
Secara umum data COVID-19 di Kota Probolinggo tercatat ODP (Orang Dalam Pemantauan) berjumlah 374 orang, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) 40 orang dengan rincian selesai pengawasan 32 orang, PDP lima orang, dan meninggal lima orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020