Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur meluncurkan program SMA Double Track Mandiri untuk mewadahi SMA yang berniat memiliki produk tanpa bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Kepala Bidang Pembinaan SMA Dindik Jatim, Ety Prawesti di Surabaya, Rabu mengatakan SMA Double Track Mandiri dibentuk karena selama ini ada sejumlah sekolah yang berhasil memanajemen sekolahnya hingga menghasilkan produk.

"Kami akan membantu sekolah agar bisa terhubung dengan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) dan juga ITS (Intitut Teknologi Sepuluh Nopember). Karena para siswa yang sudah memiliki keterampilan bisa disertifikasi dengan sertifikat yang diakui Dindik Jatim, ITS dan DUDI," ujar Ety.

Untuk bisa mendirikan SMA Double Track Mandiri, lanjut Ety, sekolah minimal telah memiliki konsep usaha yang akan dijalankan. Sehingga pembinaan bisa dilakukan dengan lebih intens. 

Sementara itu, guru SMA Unggulan Hafsha Zaha, Probolinggo, Zainallah mengungkapkan, sekolahnya menjadi salah satu sekolah yang mendaftar sebagai SMA Double Track Mandiri. 

Dengan sejumlah usaha yang dijalankan sekolah sejak dua tahun lalu, kata Zainal, sekolah masih minim pemasaran hasil usaha tata boga siswanya.

"Produk kami masih dipasarkan lewat program One Produk One Pesantren. Tapi masih minim, harapannya dengn ikut program double track kami bisa melebarkn pemasaran kami," ujarnya.

Selain itu, kesiapan produk dikatakan Zainal sudah matang. Apalagi untuk produk brownies dari umbi Suweg sudah memiliki sertifikat halal dan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020