Surabaya (Antaranews Jatim) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menargetkan dapat memproduksi sebesar 1 juta barel minyak dan gas di tahun 2022.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar di Surabaya, Rabu, mengatakan, total kebutuhan atau konsumsi masyarakat saat ini mencapai 1,6 juta barel per tahun, sedangkan produksi minyak pada tahun 2018 hanya sekitar 760-an ribu barel.
"Jumlah produksi itu masih kurang separuh dari yang dibutuhkan. Dengan kondisi seperti itu, mau tidak mau harus impor," ujar Ali.
Ali menyatakan, sejak tahun 2004 antara produksi dan konsumsi memang terjadi jarak yang cukup besar dan akan menggerus anggaran jika terus menerus melakukan impor.
"Negara melakukan upaya dengan keras untuk mengecilkan jarak antara produksi dan konsumsi itu. Dengan upaya tersebut diharapkan pada tahun 2022 produksi nasional mencapai 1 juta barel," katanya.
SKK Migas Jabanusa selama ini menyumbangkan sebanyak 30 persen kebutuhan minyak nasional. Sementara untuk oli, pihaknya menjadi produsen terbesar secara nasional.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Jabanusa Wisnu Prabawa Taher menjelaskan, untuk mencapai target 1 juta produksi minyak dan gas, SKK Migas tengah melakukan eksplorasi dan eksploitasi khususnya di daerah Jatim seperti di Sidoarjo, Jombang, Gresik dan Sumenep.
"Pengembangan di Lapindo ada. Tahun 2018 dan 2019 bisa mengeksploitasi di Tanggulangin. Di daerah Gresik, seperti Sidayu dan Tambak Boyo menjanjikan sumber yang akan meningkat pada tahap pengembangan," ucapnya.
Selain itu, ada pengembangan di daerah Sumenep, Tuban dan Jombang dan diharapkan menyumbang minyak yang cukup besar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar di Surabaya, Rabu, mengatakan, total kebutuhan atau konsumsi masyarakat saat ini mencapai 1,6 juta barel per tahun, sedangkan produksi minyak pada tahun 2018 hanya sekitar 760-an ribu barel.
"Jumlah produksi itu masih kurang separuh dari yang dibutuhkan. Dengan kondisi seperti itu, mau tidak mau harus impor," ujar Ali.
Ali menyatakan, sejak tahun 2004 antara produksi dan konsumsi memang terjadi jarak yang cukup besar dan akan menggerus anggaran jika terus menerus melakukan impor.
"Negara melakukan upaya dengan keras untuk mengecilkan jarak antara produksi dan konsumsi itu. Dengan upaya tersebut diharapkan pada tahun 2022 produksi nasional mencapai 1 juta barel," katanya.
SKK Migas Jabanusa selama ini menyumbangkan sebanyak 30 persen kebutuhan minyak nasional. Sementara untuk oli, pihaknya menjadi produsen terbesar secara nasional.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Jabanusa Wisnu Prabawa Taher menjelaskan, untuk mencapai target 1 juta produksi minyak dan gas, SKK Migas tengah melakukan eksplorasi dan eksploitasi khususnya di daerah Jatim seperti di Sidoarjo, Jombang, Gresik dan Sumenep.
"Pengembangan di Lapindo ada. Tahun 2018 dan 2019 bisa mengeksploitasi di Tanggulangin. Di daerah Gresik, seperti Sidayu dan Tambak Boyo menjanjikan sumber yang akan meningkat pada tahap pengembangan," ucapnya.
Selain itu, ada pengembangan di daerah Sumenep, Tuban dan Jombang dan diharapkan menyumbang minyak yang cukup besar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019