Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Komunitas Senapati Nusantara memanfaatkan air sumur Blekutuk di objek wisata Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, untuk jamasan sebanyak 341 pusaka, Sabtu.

"Air sumur Blekutuk dianggap terbaik untuk dimanfaatkan jamasan pusaka," kata Kepala Bidang Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Taufik Amrullah, di Bojonegoro, Sabtu.

Ia menjelaskan proses jamasan 341 pusaka yang berasal dari desa di daerahnya yang ikut dalam Festival Pusaka Nusantara itu dilakukan personel Komunitas Senapati Nusantara.

Caranya dengan mengambil air dari sumur Blekutuk, kemudian ditempatkan di empat wadah, yang kemudian dimanfaatkan untuk mencuci benda pusaka keris satu persatu.

"Jumlah 341 pusaka itu menyesuaikan dengan angka Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-341. Terakhir pusaka yang menjalani proses jamasan dioles dengan minyak yang namanya

Komunitas Senapati Nusantara, berpendapat bahwa air sumur Blekutuk di Kayangan Api merupakan air yang paling baik untuk jamasan pusaka.

Dalam Rangkaian Festival Pusaka Nusantara 2018 untuk memeriahkan HJB ke-341, yang diikuti lebih dari 1.000 pusaka dari berbagai daerah di Tanah Air  selama dua hari, juga akan digelar sarasehan Pusaka Nusantara dengan tema "Mbedah" Pusaka Matahun, Sabtu.

Nara sumber sarasehan dari Komunitas Senapati Nusantara yaitu Gus Imam Mubaroq, Hidayat, Mamba Udin,  dan Aldo Pamalzie.

Pakar geologi Universitas Pembangunan "Veteran" (UPNV) Yogyakarta Dr. Jatmika Setiawan menambahkan air sumur Blekutuk, sudah sejak zaman dulu memang dimanfaatkan untuk jamasan pusaka.

"Air sumur Blekutuk di Kayangan Api memang sejak dulu sudah dimanfaatkan empu untuk jamasan pusaka," kata dia menegaskan.

Secara geologi, menurut dia, air sumur Blekutuk, bercampur dengan lumpur hasil pelapukan dari batuan yang mengandung besi serta bercampur gas dan minyak.

"Jadi bisa membuat keris menjadi bersih dan awet tidak keropos," ucapnya menegaskan.

Ia menambahkan di lokasi api di Kayangan Api secara ilmiah dinamakan "antiklin" yaitu  struktur geologi berupa lipatan lapisan batuan sedimen atau batuan metamorfosis yang cembung ke atas.

"Sumur Blekutuk itu secara geologi dinamakan "Sinklin" kebalikannya," ucapnya. (*)

 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018