Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Ketua Paguyuban Disabilitas Bojonegoro Sanawi mengatakan penyandang disabilitas yang menjadi anggotannya tidak rutin memperoleh pelatihan keterampilan dari perusahaan migas untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha.

"Penyandang disabilitas anggota kami hanya sekali memperoleh pelatihan keterampilan dari perusahaan migas pada 2016," kata dia di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat.

Perusahaan migas yang pernah mengadakan pelatihan bagi penyandang disabilitas yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Dalam pelatihan itu, lanjut dia, diikuti 30 penyandang disabilitas dari 425 penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan keterampilan memasak.

"Dalam pelatihan itu penyandang disabilitas memperoleh bantuan peralatan open. Kalau keinginan kami ketika itu peralatan memasak," ucapnya menambahkan.

Sanawi menyebutkan paguyubannya memiliki anggota 425 penyandang disabilitas terbanyak tuna daksa, selain tuna netra, dan tuna runggu.

"Anggota paguyuban disabilitas usianya rata-rata sudah dewasa. Penyandang disabilitas anggota kami sebagian sudah ada yang bisa bekerja mandiri untuk memperoleh penghasilan," ucapnya menegaskan.

Ia mengharapkan perusahaan migas yang beroperasi di daerahnya bisa ikut mendorong penyandang disabilitas untuk meningkatkan keterampilan agar semuanya bisa mandiri memperoleh penghasilan ekonomi.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Joko Santoso yang menyatakan bahwa perusahaan migas belum begitu tertarik secara intensif meningkatkan keterampilan penyandang disabilitas di daerahnya.

Sebab, lanjut dia, pemkab jarang mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan keterampilan bagi penyandang disabilitas.

"Seingat kami pemkab pernah mengelar pelatihan membuat pembersih alas kaki untuk disabilitas dengan anggaran APBD hanya sekali," ujarnya.

Menurut dia, pelatihan keterampilan penyandang disabilitas yang rutin berjalan setiap tahun selalu dari anggaran APBN.Seperti yang baru berjalan sebanyak 20 penyandang disabilitas memperoleh pelatihan menjahit selama tiga hari yang alokasi anggarannya dari APBN.

"Penyandang disabilitas masing-masing memperoleh bantuan mesin jahit dan obras yang diserahkan pada 6 Juni. Dari hasil pelatihan penyandang disabilitas bisa membuat tas tangan, seperti ini," katanya seraya menunjukkan hasil karya penyandang disabilitas.

Ia menambahkan penyandang disabilitas yang memperoleh pelatihan keterampilan selalu diambilkan yang usianya produktif.

"Ya harapan kami agar penyandang disabilitas bisa memperoleh penghasilan dengan berkarya sesuai kemampuannya masing-masing," katanya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018