Gresik (Antaranews Jatim) - Perseroan Terbatas Petrokimia Gresik melakukan penguatan kepada Staf Perwakilan Daerah Penjualan di daerah untuk menangkal adanya isu pupuk bersubsidi langka di daerah dengan mengamankan stok pupuk bersubsidi.

Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik (PG) Yusuf Wibisono, di Gresik, Senin mengatakan pihaknya terus meningkatkan koordinasi, baik dengan Dinas Pertanian setempat, distributor, kios resmi, hingga kelompok tani.

"Koordinasi adalah hal yang sangat krusial saat ini, mengingat sebagian petani sudah mulai menanam kembali dan membutuhkan pupuk bersubsidi," kata Yusuf.

Yusuf mengatakan, apabila terjadi isu pupuk langka, pihaknya mengajak masyarakat untuk melihat apakah alokasi pupuk bersubsidi di suatu daerah masih ada atau tidak.

"Bila alokasi habis, maka produsen tidak bisa menyalurkannya selama belum ada keputusan realokasi dari pemerintah," katanya.

Oleh karena itu, Yusuf meminta agar distributor dan kios resmi senantiasa mematuhi seluruh perangkat peraturan yang berlaku dalam penyaluran pupuk bersubsidi dan tidak terlibat dalam kesalahan seperti penyelewengan, penimbunan, menjual pupuk subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), dan sebagainya.

"Karena kami tidak akan segan-segan untuk memberhentikan kerja sama distribusi jika distributor atau kios resmi terbukti melakukan kesalahan tadi," tegasnya.

Sebagai produsen pupuk dan bahan kimia pada sektor agroindustri, perusahaan, kata Yusuf, pihaknya berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Sebab, Petrokimia Gresik telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi lebih dari 1 juta ton atau empat kali lebih banyak dari stok ketentuan minimum pemerintah, yaitu sebesar 220.209 ton.

"Dari alokasi nasional 9,55 juta ton, kami mendapat alokasi penyaluran sebesar 5,3 juta ton, dan hingga saat ini kami telah menyalurkan sebesar 1.224.951 ton atau 83 persen dari tanggungjawab alokasi sampai dengan Maret 2018," tuturnya.

Sementara itu, total SPDP yang dimiliki Petrokimia Gresik adalah sebanyak 77 personil dan dibantu dengan 323 orang asisten yang tersebar di seluruh nusantara.

"Mereka adalah perwakilan perusahaan yang berwenang untuk berkoordinasi dengan pihak terkait serta mengawasi distributor dan kios resmi. Dan kami telah meminta petugas SPDP agar menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan sejumlah pihak, sehingga bisa diketahui kebutuhan asli pupuk bersubsidi di suatu daerah," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018