Bojonegoro (Antara Jatim)  - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, akan membagikan 25 topi koboi pelepah pisang produksi perajin Desa Balen, Kecamatan Balen, dalam pelaksanaan Festival Bengawan di Bendung Gerak, pada 24 September.

"Sebanyak 25 topi pelepah pisang dibagikan hanya kepada undangan termasuk Bupati Bojonegoro Suyoto," kata Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Budaya Disbudpar Bojonegoro Budiyanto, di Bojonegoro, Jumat.

Dengan demikian, lanjut dia, Bupati Bojonegoro Suyoto dengan mengenakan topi pelepah pisang bersama undangan VIP  yang memberangkatkan peserta parade perahu hias Festival Bengawan di Bendung Gerak Bengawan Solo.

"Kami memilih topi koboi pelepah pisang, sebab bentuknya unik dibandingkan topi sejenis dari bambu yang sudah umum," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan topi koboi pelepah pisang di Festival Bengawan juga sebagai usaha untuk mempromosikan produk industri kreatif.

"Pengembangan topi pelepah pisang baru berjalan tiga tahun terakhir," kata Kasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Budaya Disbudpar Henik menambahkan.

Selain dipasarkan di lokal, kata dia, produksi para perajin topi pelepah pisang di pasarkan di sejumlah pameran di luar daerah. Di Desa Balen, Kecamatan Balen ada sekitar 15 perajin topi pelepah pisang yang dengan bentuk, antara lain, topi koboi dengan harga Rp50.000/topi, dan topi biasa Rp40.000.

Perajin di desa setempat juga memproduksi berbagai aneka cinderamata dengan bahan pelepah pisang mulai tempat tisu, tempat sampah, bunga, juga berbagai aneka cinderamata lainnya.

"Topi pelepah pisang ini lebih cenderung cocok untuk di tempat rekreasi seperti pantai," ucapnya.

Perajin di desa setempat, lanjut dia, juga memproduksi berbagai aneka cinderamata dengan bahan pelepah pisang mulai tempat tisu, tempat sampah, bunga, juga berbagai aneka cinderamata lainnya.

Hanya saja, menurut dia, para perajin pelepah pisang di desa setempat masih belum bisa mengembangkan tali pelepah pisang dijadikan mebel.

Oleh karena itu, kata dia, para perajin membutuhkan pelatihan untuk membuat mebel dengan bahan tali pelepah pisang yang bisa berkolaborasi dengan mebel kayu jati, besi, dan ban bekas.

"Di Desa Prambatan, juga di Kecamatan Balen, ada perajin tali pelepah pisang, tetapi produksinya dikirim ke Jawa Barat untuk industri mebel," ucapnya menambahkan.

Ia menambahkan tekstur pelepah pisang produksi daerahnya jauh lebih bagus dibandingkan dengan pelepah pisang dari daerah lainnya sehingga cukup laku di luar daerah.

"Kalau industri mebel dengan bahan tali pelepah pisang bisa diproduksi di Bojonegoro akan meningkatkan penghasilan perajin," ucapnya menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017